unri.ac.id “Kebijakan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Republik Indonesia saat ini, fokus pada pengembangan Ilmu Pengetahuan (Iptek) dan Pendidikan Tinggi (Dikti) melalui berbagai aspek. Aspek tersebut di antaranya adalah bidang pembelajaran, kurikulum, penelitian, sumber daya, serta pengembangan cyber university dan inovasi. Pada bidang penelitian misalnya, universitas dituntut untuk fokus pada program peningkatan produktifitas riset, jumlah publikasi, baik di scopus maupun di SINTA (Science and Technology Index)”.
Demikian disampaikan Rektor Universitas Riau (Unri) Prof Dr Ir Aras Mulyadi DEA saat menyampaikan sasaran strategis Unri pada kegiatan Musyawarah Rencana Pengembangan (Musrenbang) di hadapan seluruh jajaran pimpinan universitas, fakultas, unit dan lembaga yang ada di Unri, Selasa (13/2) di Harmoni One Hotel and Convention Centre Batam, Kepulauan Riau.
“Sasaran strategis Unri ini telah kita korelasikan dengan kebijakan Kemenristekdikti, diantara sasarannya yang pertama adalah tersedianya program studi yang berkualitas pada seluruh strata pendidikan dan memenuhi tuntutan masyarakat pengguna dengan memanfaatkan potensi keunikan. Kedua, terciptanya tata kelola berbasis Good University Govermance untuk mencapai Universitas Riau yang bermartabat. Sasaran ketiga, terciptanya minat, bakat dan kemampuan mahasiswa berbasis pengembangan Iptek. Dan sasaran yang keempat, tersedianya perencanaan, kerjasama dan sistem informasi yang unggul,” jelas Rektor.
Sumber : HUMAS Universitas Riau
Pada sasaran untuk menciptakan Prodi yang berkualitas ini, memiliki indikator kinerja diantaranya peningkatan akreditasi Program Studi (Prodi) minimal Akreditasi B, peningkatan jumlah publikasi nasional dan internasional, jumlah Hak Kekayaan Intelektual (HKI), jumlah prototipe industri, jumlah prototipe reseach and develovment, dan jumlah sitasi karya ilmiah.
“Persentase program studi terakreditasi minimal B naik dari tahun sebelumnya 70 persen menjadi 78 persen. Pada publikasi internasional juga mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya 60 judul menjadi 132 judul, dan ditargetkan pada tahun 2018 menjadi 162 judul. Pada jumlah HKI yang terdaftar naik dari 20 karya menjadi 70 karya. Sementara dari jumlah Sitasi Karya Ilmiah realisasi tahun 2017 sebanyak 867 karya ilmiah dari target yang hanya 100 karya ilmiah,” papar Aras.
Untuk persentase Dosen Unri yang sudah terintegrasi pada Sistem SINTA, tambah Rektor, saat ini memang masih rendah, hanya 35 persen dari total dosen tetap Unri yng berjumlah 1006 orang. “Kebijakan Kemenristekdikti mendorong kita untuk melakukan registrasi pada SINTA, portal yang berisi tentang pengukuran kinerja Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang meliputi antara lain kinerja peneliti-penulis-author, kinerja jurnal, kinerja institusi,” tambahnya.
Sementara untuk sasaran kedua terkait tata kelola berbasis Good University Govermance memiliki indikator kinerja diantaranya menargetkan Akreditasi Institusi menjadi peringkat A, peningkatan persentase dosen bersertifikat pendidik, dan persentase dosen berkualifikasi S3, jumlah dosen dengan jabatan Lektor Kepala, jumlah dosen dengan jabatan Guru Besar, dan opini penilaian WTP pada laporan keuangan.
Sumber : HUMAS Universitas Riau
“Untuk akreditasi ini, sebagaimana komitmen kita bersama pada tahun lalu, dimana kita semua telah berkomitmen dalam mendukung Universitas Riau memperoleh Akreditasi pada tahun 2018. Untuk itu, kita berharap kepada kita semua untuk turut mendukung Tim Akreditasi dalam menyiapkan segala berkas yang dibutuhkan,” harapnya.
Pada sasaran ketiga bidang kemahasiswaan, indikator kinerja meliputi rasio afirmasi yang naik dari 20 persen menjadi 22,8 persen, persentase lulusan yang bersertifikat kompetensi dan profesi naik dari 3 persen menjadi 3,9 persen, persentase lulusan yang langsung bekerja sesuai bidang naik dari 2,5 persen menjadi 3,9 persen, dan jumlah mahasiswa berprestasi naik menjadi 700 persen.
Sementara pada sasaran keempat, bidang perencanaan, kerjasama dan sistem informasi, indikator kinerja meliputi rangking perguruan tinggi nasional dan jumlah produk inovasi. “Ini juga menjadi fokus Kemenristekdikti dalam mendorong perguruan tinggi untuk melakukan pengembangan dan penerapan teknologi dan Inovasi, sehingga perguruan tinggi diwajibkan melaksanakan proses inovasi produk melalui inkubasi dan pembelajaran berbasis industri,” Rektor menambahkan.
“Dengan adanya evaluasi kinerja tahun 2017, sehingga kita bisa menentukan langkah dan kebijakan agar semua target program pengembangan tahun 2018 dapat direalisasikan secara optimal, dan perencanaan tahun 2019 bisa pula kita rancang sesuai dengan target yang telah kita capai sebelumnya. (mukmin. foto: rizki)***