Workshop dan FDG Internasionalisasi Universitas Riau 2015 – 2019

www.unri.ac.id – Perkembangan pendidikan tinggi khususnya Universitas telah berubah secara drastis selama beberapa dekade belakangan ini. Semakin terlihat perubahan yang lebih nyata lagi, yaitu internasionalisasi universitas yang kian menjadi prioritas di banyak negara di dunia, termasuk Indonesia.

Menjelang 2015 yang sebentar lagi akan dijelang, akan menjadi batas tenggat waktu bagi Indonesia untuk memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang membuka batas-batas aturan mengenai pajak, tarif dan bea untuk barang dan jasa di kawasan Asia Tenggara. Hadirnya MEA ini juga akan berpengaruh tidak hanya pada sektor perdagangan bebas untuk berbagai produk barang tetapi juga akan berpengaruh terhadap sektor tenaga kerja (sumber daya manusia).

Universitas Riau sebagai institusi pendidikan seharusnya sudah mempersiapkan diri dengan baik menghadapi MEA agar tetap dapat menjaga eksistensi dan konsistensi sebagai Institusi Pendidikan yang unggul.

edit1
Universitas Riau sebagai institusi pendidikan seharusnya sudah mempersiapkan diri dengan baik menghadapi MEA agar tetap dapat menjaga eksistensi dan konsistensi sebagai Institusi Pendidikan yang unggul. (foto: Hizra BPTIK UR)

 
edit2
Wakil Rektor IV Prof. Dr. Mashadi, MS tengah memberikan kata sambutan sekaligus pembuka acara workshop, didampingi oleh Kepala KUI (foto: Hizra BPTIK UR)

Menyambut hal tersebut, Universitas Riau melalui Kantor Urusan Internasional (KUI) mengadakan acara “Workshop dan FGD (Forum Group Discussion) tentang Dokumen Rencana Strategis Internasionalisasi UR 2015 – 2019 dan Branding untuk Universitas Riau” yang diadakan pada Senin (10/11) di Gedung Rektorat lantai 4 pada pukul 08.30 hingga 12.00 WIB.

Acara yang dibuka langsung oleh Wakil Rektor IV Prof. Dr. Mashadi, MS tersebut dilaksanakan selama dua hari, hingga Selasa. Diikuti oleh para Dosen perwakilan dari Jurusan dan Program Studi dan Kepala Unit dan Badan serta pihak terkait.

Dalam sambutan sekaligus pembukaan acara, Wakil Rektor IV mengatakan bahwa diharapkan pada 2015 akan ada Kelas Internasional di Universitas Riau.

“Upaya Internasionalisasi di Universitas Riau selain lancarnya publikasi skala internasionalisasi oleh para dosen, kita juga mengharapkan banyaknya joint research dengan universitas luar negeri. Rektor Universitas Riau melalui saya juga telah menargetkan bahwa kedepan universitas kita akan semakin aktif mengadakan dan mengikuti seminar internasional sebagai bagian dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi” ucap Prof. Mashadi didalam pidato pembukaannya.

Pentingnya Internasionalisasi Universitas:

Sesi pertama workshop diisi oleh pemaparan oleh Prof. Dr. Amir Awaluddin, M.Sc tentang “Rencana Strategis Internasionalisasi UR”. Kepala KUI UR tersebut memaparkan bahwa perlunya internasionalisasi bukan hanya dalam hal menyambut MEA yang sudah didepan mata namun juga sebagai bentuk reputasi universitas.

“Banyak pertanyaan, kenapa harus internasionalisasi? Karna ini merupakan bentuk dari reputasi universitas baik bagi internal maupun eksternal. Ini tugas kita sebagai bagian dunia pendidikan untuk bisa menghasilkan lulusan yang tidak hanya bersaing secara regional tetapi juga internasional. Disini juga akan terimplementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi yang berkualitas internasional, dimana didalamnya juga terdapat transparansi, akuntabilitas dan keberlanjutan.” ucapnya.

edit5
Prof. Dr. Amir Awaluddin, M.Sc tengah memaparkan tentang “Rencana Strategis Internasionalisasi UR” (foto: Hizra BPTIK UR)

Sesi terakhir diisi oleh pemaparan dari Prof. Dr. Saryono, M.Sc tentang “Merumuskan Konsep Internasionalisasi dan Branding Universitas Riau”. Dalam pemaparannya, Prof Saryono menekankan pentingnya branding sebagai bentuk strategi agar masyarakat luar kampus dalam skala nasional dan internasional tahu apa yang signifikan dari Universitas Riau.

“Branding bukan hanya mengiklankan Universitas Riau tetapi memastikan makna kepada customer / audience dan membangun reputasi atau trust (kepercayaan)” ucap Kepala P2K2 Universitas Riau tersebut dalam pemaparannya.

Forum Discussion Group (FDG) Hasilkan Beberapa Sumbangan Ide untuk Internasionalisasi UR:

Workshop dihari pertama diwarnai dengan diskusi yang seru tentang makna Internasionalisasi. Dari forum diskusi yang dilaksanakan diakhir sesi pemaparan oleh Prof. Amir Awaluddin dan Prof. Saryono, didapati beberapa butir kesepahaman dan masukan tentang Internasionalisasi Universitas Riau.

Salah satunya adalah bahwa KUI sebagai kantor yang mengurus internasionalisasi di Universitas Riau sepenuhnya bertanggung jawab untuk menjadi pusat dan informasi yang berkaitan dengan bentuk Internasionalisasi.

Hal ini ditandai dengan masih banyaknya Fakultas, jurusan dan program studi yang melaksanakan seminar internasional atau membawa orang asing dari universitas luar negeri tanpa sepengetahuan KUI. Untuk kedepan, KUI memohon kerjasama dan kordinasi yang baik diantara Fakultas dan pihak terkait dengan KUI untuk dapat menginformasikan hal tersebut.

“Ini bentuk proteksi dari universitas kepada para dosen yang bekerjasama dengan pihak luar, karna dengan adanya pelaporan, kami bisa lebih mudah mendata dan menginformasikan bentuk-bentuk internasionalisasi yang sudah dan akan diadakan di kampus kita. Jadi kedepan, jika ada peneliti asing yang meneliti di kampus kita bisa meletakkan nama-nama dosen yang menjadi referensinya, itu kan jadi poin yang baik untuk universitas dan dosen yang bersangkutan secara khusus.” tutur Kepala KUI menjawab keluhan beberapa dosen terkait kerjasama internasional di universitas.

Sejalan dengan yang disampaikan Kepala KUI diatas, pemateri yang juga Kepala P2K2 Prof. Saryono mengatakan bahwa semua pertanyaan, saran, kritikan dan masukan dari para peserta yang hadir akan ditampung untuk diserahkan kepada pimpinan dalam hal ini Rektor dan Pejabat terkait.

edit4
Prof. Dr. Saryono, M.Sc tengah memaparkan tentang “Merumuskan Konsep Internasionalisasi dan Branding Universitas Riau” (Hizra BPTIK UR)

“FDG ini merupakan kumpulan pemikiran, dengan forum dan workshop ini kita menghimpun ide-ide untuk ditampung dan diserahkan kepada pimpinan. Sehingga suatu saat, bisa jadi himpunan ide ini akan cepat direalisasikan untuk pengembangan riset dan lain sebagainya” ucapnya.

Menyinggung tentang brand Universitas Riau selama ini, Prof. Saryono mengatakan bahwa masih harus dikuatkan lagi. “Dalam penyebutan nama saja masih banyak yang menyebutkan UR atau UNRI, ini artinya apa, bahwa brand kita ini belum kuat, kalau belum kuat harus kita kuatkan. Apa yang menguatkan itu ya yang mencirikan kita. Branding universitas mestinya membina Tri Dharma, mengarahkan semua aktivitas Tri Dharma sesuai dengan yang sudah disepakati bersama. Untuk brand Universitas Riau sendiri saya lebih setuju dengan kembali ke UNRI karna sudah banyak dan sudah lama dikenal di masyarakat” ucap Prof Saryono yang ditemui diakhir acara workshop hari pertama.

Workshop hari terakhir akan dilaksanakan Selasa (11/11) yang akan membahas mengenai Bimbingan Teknis (bimtek) tentang kerja sama yang telah dan sedang dilaksanakan KUI, desain kerja sama dan tata caranya. ***(Hizra BPTIK UR)