unri.ac.id Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bekerjasama dengan Universitas Riau (UR) mengadakan seminar dan Dialog Pelibatan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) dalam pencegahan terorisme melalui forum koordinasi pencegahan terorisme di Provinsi Riau, Rabu (12/4) gedung rektorat lantai IV kampus Binawidya Panam UR. Kegiatan ini dilaksanakan dengan melibatkan perwakilan Organisasi lembaga dakwah kampus dan Forum Koordinasi Pecegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Riau.
Sumber : HUMAS Universitas Riau
Imam Besar Mesjid Istiqlal dan juga penasehat BNPT Prof Dr KH Ali Mustafa Yaqub MA dalam sambutannya menegaskan pengertian jihat kepada peserta. “Kalau orang mencari kata “Jihad”, maka pertama kali keluar adalah pengertian jihad yang penjelasannya mengandung makna yang keras serta berujung dengan peperangan. Hanya satu kata “jihad” sudah memberikan pengertian yang sangat keras, bagaimana dengan kata atau bahkan kalimat lain yang belum kita ketahui?” ungkap Ali.
“Sebenarnya, saudara-saudara dari kelompok radikal merupakan korban dari pemahaman keagamaan yang sempit dan dangkal. Karena itulah, menurutnya, pelibatan ulama, sarjana dan akademisi menjadi penting dalam memberikan pemahaman yang benar tentang doktrin-doktrin krusial yang sering ditafsirkan salah,” terang Ali.
Rektor UR Prof Dr Ir Aras Mulyadi DEA, dalam sambutannya juga menegaskan pertemuan ini, diarahkan dapat mewujudkan sinergi khususnya di kalangan pemuda dalam pencegahan terorisme. “Dalam acara ini kita akan bersama-sama berharap membentuk gerakan pencegahan terosrisme yang sinergis antara BNPT dengan civitas akademika,” lanjut Aras.
“Pencegahan teroris ini menjadi perhatian penting bagi kita bersama dan kalangan kampus, yang merupakan ujung tombak pencegahan terorisme, dalam hal ini UR telah menerapkan dan memberikan matakuliah kepada mahasiswa tentang pencegahan terorisme dan bahaya dampak narkoba,” tutupnya.
Hadir pada kegiatan ini utusan dari BNPT, FKPT, Perwakilan dari Polda Riau, Perwakilan dari Wirabima 031, Mahasiswa UR dan mahasiswa undangan lainnya. (wendi) ***