unri.ac.id”Kami para pemuda hanya satu keingininannya, kami butuh pemimpin yang berani dan bisa mengelola aset Riau kedepannya.” Demikian yang disampaikan Rinaldi ParePare, Presiden Mahasiswa Univesitas Riau (UR) saat memberikan kata sambutan, pada Seminar Nasional bertajuk “Ekonomi Politik Menuju Pilkada Riau”, Rabu (6/12) di aula lantai IV Gedung Rektorat UR Kampus Bina Widya UR.
Pada kesempatan itu, Rinaldi juga menyampaikan pandangannya terhadap sejumlah pemimpin yang menjadi bagian dari pemangku kebijakan di daerah. Rinaldi merasa masih adanya sejumlah kebijakan oleh oknum tertentu yang menyebabkan kerugian pada negara. Hal ini senada dengan yang disampaikan pengamat ahli dan pakar ekonomi politik, Dr Ichsanuddin Noprsy Bsc Sh Msi, sebagai pemateri pada seminar ini. “Sejauh ini APBD dibikin bukan untuk masyarakat tapi untuk individu dan kelompok hingga otoritas yang muncul hanya semu.”
Sumber : HUMAS Universitas Riau
Sumber : HUMAS Universitas Riau
Lebih lanjut, Ichsannudin, mengatakan Riau salah satu provinsi yang kaya, namun inflasinya dari tahun 2012-2017 makin menurun. Sumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan inflasi di Riau mencapai 5,07 persen dan khusus Pekanbaru 5,022 persen. Ini membuktikan Riau nyaris menjadi Propinsi Bungsu dalam pertumbuhan ekonomi. ”Mahasiswa yang Khususnya di ilmu Politik dan ilmu Ekonomi, anda harus menyiapkan diri dari sekarang karena Riau nyaris menjadi Propinsi bungsu dalam pertumbuhan ekonomi padahal Riau adalah salah satu Propinsi kaya.”
“Keberhasilan seorang pemimpin dapat dilihat dari bagaimana ia menciptakan dan menaikkan peluang-peluang kerja bagi rakyatnya. Jangan heran kenapa hari ini Riau tidak punya tata ruang, karena sistem yang di kelola untuk pembangunan Riau hanyalah semu. Persoalan utama yang menjadi masalah dalam dampak ekonomi sendiri menurut pemateri ada lima dimulai dari persoalan kelembagaan, dana, isu, media, dan masyarakat,” tambah Ichsanuddin.
Menyinggung masalah pilkada, Ichsanuddin, mengungkapkan aspirasi muncul bukan karna perasaan dan kemauan tapi karena kebutuhan. Riau harus punya daya saing, tidak hanya menjadi konsumen, karena prilaku konsumtif masyarakat Riau tidak bisa dikurangi atau dibatasi hingga membuat pertumbuhan perekonomian menurun. Maknanya Kekayaan Riau tidak dinikmati oleh Riau sendiri.
Sumber : HUMAS Universitas Riau
Sumber : HUMAS Universitas Riau
Lebih lanjut, Ichsanuddin, mengatakan tidak dapat dipungkiri sampai saat ini pemimpin yang ingin maju untuk Pilkada tidak pernah maju independent, partai selalu menjadi tameng untuk pemimpin berperang.“Tidak akan ada calon pemimpin dari orang biasa-biasa saja, karena butuh banyak modal untuk mencapainya. Untuk memilih pemimpin ada tiga indikator yang harus di miliki, pertama harus melindungi pengikut atau rakyat, mencerdaskan dan mensejahterakan pengikut atau rakyat. Serta menumbuhkan da mengembangkan keyakinan pengikut atau rakyat bahwa perjalanan ke depan adalah benar,” terang Ichsannuddin pada akhir materinya.
Seminar Nasional tentang ekonomi ini, dihadiri oleh peserta dari kalangan mahasiswa dan umum se-Pekanbaru. Kegiatan ini merupakan program tahunan yang ditaja oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Pada kesempatan yang sama, Wahyu Hamidi Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FEB, menyampaikan apresiasinya pada kegiatan ini. “Event ini merupakan program tahunan, kita harap seminar seperti ini dapat meningkatkan soft skill mahasiswa, karena menghadirkan narasumber yang berkompeten,” ujar Wahyu Hamidi saat membuka acara seminar nasional.
Senada yang disampaikan Wahyu, Randi Andiana selaku Ketua BEM FEB, berharap harus ada sikap dalam menyikapi persoalan yang menyangkut rakyat. “Harus ada perlawanan terhadap kebijakan-kebijakan yang tidak pro rakyat. Oleh karena itu, mudah-mudahan melalui seminar ini bisa jadi referensi bagi kita semua secara ilmiah. (rabit. sherly) ***