unri.ac.id Universitas Riau (UNRI memperoleh piagam penghargaan dalam kegiatan Apresiasi Perguruan Tinggi Terbaik Dalam Pendampingan Desa Wisata Tahun 2020 oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemen parekraf-RI), digelar di Hotel Raffles, Jakarta (2/12/2020).
Penghargaan diterima langsung oleh Koordinator Pusat Studi Pariwisata dan Industri Kreatif (PUSPAINDRA) dari Universitas Riau, Dr. Yasir M.Si. Apresiasi tersebut diberikan dalam rangka mendorong Desa Wisata, menggali dan mengangkat potensi sumber daya alam maupun budaya lokal setempat melalui pelatihan dan pendampingan Sumber Daya Manusia (SDM).
Yohannes Firzal Ph.D Ketua Tim Pengabdian kepada Masyarakat Desa Binaan (PKM Abdimas), mengungkapkan Pada ajang ini, UNRI termasuk dalam kategori 14 besar Perguruan Tinggi terbaik dalam pendampingan desa wisata tahun 2020 di Desa Wisata Cagar Budaya Koto Sentajo, Sentajo Raya Kabupaten Kuantan Singingi. “Awalnya, kami hanya berniat untuk mengabdi, menjadikan Desa tersebut sebagai Desa Wisata Unggulan di Kuantan Singingi namun salah satu tim mengusulkan untuk mengikuti ajang tersebut,” ungkapnya.
Desa Koto Sentajo merupakan Desa Binaan Wisata UNRI sejak 2018 melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNRI tim yang terdiri dari dosen-dosen lintas program studi. Antara lain, Arsitektur, Usaha Perjalanan Wisata, Ilmu Komunikasi dan Keperawatan.
Lebih lanjut, Yohannes menyampaikan Adanya nilai keanekaragaman suku yang dibuktikan dari keberadaan 27 rumah adat (Rumah Godang) dalam satu kawasan Cagar Budaya Koto Sentajo menjadi potensi khas yang dikembangkan tim menjadi destinasi wisata budaya. Selain kondisi lingkungan yang alami dan keramahan masyarakat. Disamping itu pemanfaatan event wisata tahunan Pacu Jalur di Taluk Kuantan diharapkan akan menarik wisatawan untuk berkunjung kawasan bersejarah ini.
Kegiatan ini juga di awali dengan kesediaan masyarakat untuk menerima kehadiran Tim, edukasi dan bimbingan dilakukan mulai dari pemeliharaan kebersihan, kesiapan warga untuk terbuka dengan budaya turis, Bedding hingga tour guide di pelopori anak-anak muda dari desa Koto Sentajo untuk mewujudkan kesuksesan desa wisata tersebut.
Tim juga telah melaksanakan Training of Trainer (ToT) bagi para pengajar atau dosen yang mendampingi desa wisata dengan cakupan materi seperti Sadar Wisata, Sapta Pesona, protokol CHSE (Cleanliness, Health, Safety & Environment Sustainability), pelayanan prima (exploring, packaging, presentation) dan pengembangan potensi produk pariwisata.
Selain itu, Yohannes menyampaikan strategi-strategi yang perlu dilaksanakan dalam melakukan pengembangan pariwisata di Desa tersebut. Mulai dari pemetaan obyek wisata dapat dikunjungi hingga makanan khas daerah. Hal tersebut diperlukan untuk menunjang promosi paket wisata budaya. “Diharapkan program ini menjadi income generate dan masyarakat semakin mandiri. Kami yakin desa sudah mulai tanggap dalam menerima wisatawan baik domestic dan mancanegara seperti tahun 2019 lalu.” tambahnya. (wendi. rls. foto: istimewa) ***