Ini Cara Mengelola Migas yang Bisa Wujudkan Ketahanan dan Kemandirian Energi

unri.ac.id “Sektor migas nasional yang semakin sekarat tanpa pembaruan regulasi dan tata kelola, Indonesia akan kehilangan peluang untuk mandiri dan berdaulat energi.” Hal ini disampakan M Kholid Syeirazi pada kegiatan seminar energi dan diskusi tata kelola migas merah putih di Gedung serbaguna Sutan Balia, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Riau (Unri), Jumat (23/2).

Lebih lanjut, Kholid, menyampaikan Indonesia bukan negara kaya minyak atau gas. Namun, Indonesia kaya dengan berbagai sumber energi, terutama energi baru terbarukan (EBT). “Indonesia adalah negara bauran energi. Dominasi fosil dalam energi mix harus dikurangi dengan memperbesar bautan EBT. Tata kelola migas seharusnya dikoreksikan dengan agenda green energy. Sebagian hasil yang diperoleh dari pengembangan migas harus disisihkan untuk mengembangkan EBT, bukan dihabiskan untuk satu tahun anggaran. Di situlah perlunya pertroleum fund. Tata Kelola migas yang benar akan berperan mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi. Ketahanan dan kemandirian energi merupakan salah satu prasyarat tercapainya kedaulatan nasional.”

IMG_4026

Sumber : HUMAS Universitas Riau

IMG_4036

Sumber : HUMAS Universitas Riau

IMG_4063

Sumber : HUMAS Universitas Riau

IMG_3922

Sumber : HUMAS Universitas Riau

“Indonesi adalah negara yang memiliki potensi sumber daya energi melimpah, baik berupa energi yang dapat diperbarui maupun yang tak terbarui. Meski demikian, kondisi keenergian nasional beberapa tahun terakhir memperlihatkan sejumlah masalah krusial yang menunjukkan ketimpangan antara potensi dan fakta yang ada,” terang Kholid.

“Sejak 2003, konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia melampaui produksi. Tahun berikutnya, Indonesia resmi menjadi nett oil importer. Cadangan dan produksi migas yang menurun juga disertai dengan rendahnya partisipasi perusahaan minyak nasional dan tidak berkembangnya infrastruktur energi,” ungkap Kholid.

IMG_3932

Sumber : HUMAS Universitas Riau

IMG_3937

Sumber : HUMAS Universitas Riau

IMG_3967

Sumber : HUMAS Universitas Riau

IMG_4008

Sumber : HUMAS Universitas Riau

Pertamina hanya menguasai 10 persen dari total cadangan migas nasional. Sementara itu, upaya pemerintah mengarusutamakan gas terkendala infrastruktur yang terbatas, sehingga salah satu dampaknya harga gas menjadi mahal. Rapuhnya ketahanan dan kedaulatan energi di Indonesia, menurut penulis buku ini, M. Kholid Syeirazi, sebagian besar akibat kebijakan tata kelola migas yang buruk.

Seminar energi dan diskusi tata kelola migas merah putih ini, ditaja oleh Unri bekerjasama dengan Ikatan Sarjana Nahdatul Ulama (ISNU). Pada seminar rersebut, juga dihadiri oleh narasumber yang ahli di bidangnya, Haryanto Syafri, Senior Manager Humas SKK Migas dan M Kholid Syeirazi selaku penulis buku tata kelola migas merah putih, serta dihadiri peserta dari mahasiswa Strata Dua dan Strata Satu yang ada di Unri. (wendi.foto:rizki)***