unri.ac.id Minimnya jumlah aktuaris mengakibatkan profesi ini menduduki peringkat sebagai profesi yang paling dicari oleh perusahaan. Berdasarkan data Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI), hingga sekarang, jumlah aktuaris terdaftar di Indonesia baru sekitar 51 persen dari kebutuhan. Jumlah tersebut dinilai masih kurang karena kebutuhannya cukup tinggi.Hal ini diungkapkan Anggar B Nuraini Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) I.
Pada kegiatan Seminar 1000 Aktuaris, Kamis, (25/4/2019) Nuraini, menyampaikan hal ini sejalan juga dengan program Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menargetkan 1000 aktuaris pada tahun lalu, Karenanya baik PAI dan juga perusahaan-perusahaan asuransi, Indonesia mengupayakan peningkatkan jumlah aktuaris yang saat ini masih jauh dari ideal.
Di Indonesia dan juga di beberapa negara berkembang lainnya, keberadaan aktuaris-aktuaris yang berkualitas sangatlah penting dalam memenuhi kebutuhan di industri asuransi dan juga bidang lainnya seperti konsultan dan pengelola employeebenefit pada sebuah perusahaan.
“Dalam bidang aktuaris kita belajar menghitung dan mengukur nilai risiko yang akan dihadapi dengan mengetahui risiko, seorang aktuaris dapat membantu memberi masukan untuk mengatasi risiko tersebut. Dengan kemampuan analisis yang kuat, mampu menjadi problem solver, mengelola risiko, ditambah dengan kemampuan komunikasi dan komputer yang baik, maka seorang aktuaris dapat meningkatkan kredibilitas dari layanan yang diberikan perusahaan tersebut,”jelas Nuraini.
“Kita akan menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean, dimana tenaga asing akan masuk, maka jika kita tidak meningkatkan kopetensi mahasiswa dari sekarang kita akan menjadi penonton di negeri sendiri,” ujar Nuraini.
Sementara dari sisi dunia industri, perusahaan asuransi perlu secara aktif bekerja sama dengan sekolah-sekolah dan juga universitas dalam mengembangkan program aktuaria dan juga mengembangkan profesi aktuaris.
Hal ini sejalan dengan yang disampaikan, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Sistem InformasiUniversitas Riau (UNRI), Prof Dr Syaiful Bahri MSi. “Kita mengapresiasi beberapa universitas yang telah mendirikan Pogram Studi (Prodi) Aktuaria maupun profesi aktuaris. Kita menyadarimasih sedikit para siswa yang memahami bidang ini, sehingga peminat yang melanjutkan studi di bidang matematika juga masih belum mampu memenuhi kebutuhan di dunia industri.”
Menyadari akan kebutuhan tersebut, Perlu didirikanProdi untuk meningkatkan kompetensi untuk menghadapi ekonomi asean serta bekerjasama dengan OJK dan PAI. “Melalui seminar ini, kita harapkan upaya peningkatan kualitas pendidikan aktuaria dan sosialisasi kepada para siswa SMA/SMK dan Mahasiwa terkait bidang aktuaris untuk mendukung program pemerintah dalam menghasilkan 1000 aktuaris,” jelas Syaiful.
“Diharapkankedepan Unri menjalin kerjasama pengembangan program aktuaria. Kerjasama ini meliputi pelatihan dari ahli, program magang, seminar-seminar aktuaria, promosi-promosi tentang profesi aktuaria di sekolah-sekolah dan juga pengembangan klub aktuaria sebagai kegiatan kemahasiswaan. Diharapkan upaya ini akan menaikkan ketertarikan para siswa-siswi SMA maupun SMK untuk memilih karir Aktuaris dan mendalami Program Studi Matematika Terapan di UNRI,” ujar Syaiful.
Seminar dengan tema “Profesi Aktuaris dan Pogram Lain Berkaitan Dengan Peningkatan Jumlah Aktuaris,” ini dihadiri seluruh siswa SMA / SMK se Pekanbaru dan Mahasiswa UNRI dengan pembicara dari OJK, PAI, dan Risk Management Economic Sustainability, and Actuarial Science Development in Indonesia (READI). (wendi. foto: roger)***