Kenduri Aksi Pulihkan Lahan Gambut Indonesia, Rektor UR Bacakan Deklarasi Dukungan

www.unri.ac.id. Rektor Universitas Riau (UR), Prof Dr Ir Aras Mulyadi DEA, dipercaya sebagai pembaca deklarasi sebagai pendirian Laboratorium Internasional Restorasi Lahan Rawa Gambut Tropis dalam Kegiatan Kenduri Aksi Pulihkan Gambut Negeri Kabupaten Kepulauan Meranti Desa Sungai Tohor, Selasa (12/4).

Sebanyak delapan poin utama yang terdapat pada isi deklarasi tersebut, diantaranya Universitas Riau menyadari tanggung jawabnya sebagai lembaga akademis yang berkewajiban mengkaji berbagai permasalahan yang berkaitan dengan lahan rawa gambut, terutama yang berada di wilayah Propinsi Riau serta membantu mencari solusi terbaik yang berasaskan berkelanjutan dan keadilan.

“Universitas Riau menyadari ekosistem rawa gambut di Propinsi Riau memiliki fungsi-fungsi sosio-ekologis yang sangat fundamental, yaitu sebagai hamparan penyimpan karbon dalam kuantitas yang sangat besar, penyerap dan penyimpan air, sebagai ekosistem yang kaya akan keanekaragaman hayati, sumber berbagai bentuk pengetahuan dan kearifan tradisional, dan sebagai sumber penghidupan masyarakat. Oleh karena itu, UR juga menyadari bahwa lembaga akademis yang berkewajiban mengkaji berbagai permasalahan yang berkaitan dengan lahan rawa gambut terutama yang berada di wilayah Propinsi Riau,” ungkap Aras.

Pembacaan deklarasi ini, disampaikan Aras dihadapan Kepala Badan Restorasi Gambut Republik Indonesia (BRG-RI) Nazir Fuad, Rektor Universitas Negeri Surabaya (UNS), Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Propinsi Riau, H Arsyadjuliandi Rahman, jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Riau, staf khusus Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dan undangan yang hadir pada saat itu.

Kegiatan Kenduri Aksi Pulihkan Gambut Negeri Kabupaten Kepulauan Meranti Desa Sungai Tohor, merupakan kegiatan bersama yang dilaksanakan oleh BRG RI, KLHK, Pemerintah Propinsi Riau, Pemerintah Kabupaten Meranti, United Nations Collaborative Programme on Reducing Emissions from
Deforestation and Forest Degradation in Developing Countries (UNREDD), dan United Nations Development Programme (UNDP) dalam rangka kepedulian terhadap permasalahan kebakaran lahan gambut Indonesia, khususnya Desa Sungai Tohor di Kabupaten Kepulauan Meranti. (rabit/nurfatihayati) ***