Kampus dan Mahasiswa Di Tuntut Menciptakan Inovasi “Technopreneur”

unri.ac.id“Salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan dalam kanca persaingan yang semakin ketat tersebut adalah kualitas Sumber Daya Manusia (SDM-red), arah pembangunan jangka panjang nasional tahun 2005-2025 , menyebutkan bahwa untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang berdaya saing diantaranya adalah mengedepankan pembangunan dan sumber daya manusia yang berkualitas serta  berdaya saing yang meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dan inovasi yang berkualitas untuk memperguat perekonomian domestik berbasis keunggulan setiap wilayah.”

Demikian disampaikan Wakil Gubernur Riau, Brigadir Jenderal TNI Edy Afrizal Natar Nasution SIP, dihadapan mahasiswa baru Universitas Riau tahun ajaran 2019/ 2020. “Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan persaratan bagi sebuah bangsa untuk memajukan perekonomian global. Pemerintah Provinsi Riau sendiri, berkomitmen terus mendorong agar SDM yang berkualitas yang memiliki daya saing dapat segera terwujud di daerah.

Sejalan dengan itu, Provinsi Riau telah menetapkan visi pemerintah tahun 2019-2024 yakni terwujudnya Riau yang berdaya saing, sejahtera, bermartabat, dan unggul di Indonesia. Visi dimaksud dijabarkan dalam lima misi, yaitu berkaitan dengan pengembangan SDM menjadi perioritas pada misi pertama yakni mewujudkan sumber daya manusia beriman, berkualitas, dan berdaya saing.

Melalui pembangunan manusia sebagai penyabaran dari arah kebijakan pada misi pertama tersebut, Pemerintah Provinsi Riau pada tahun 2020 telah mengalokasikan anggaran beasiswa pada perguruan tinggi baik di dalam maupun di luar Provinsi Riau untuk 7.552 orang  dengan rincian sebanyak 3. 776 orang di peruntukan bagi mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di perguruan tinggi dalam Provinsi Riau dan 3.776 orang  di peruntukan abagi mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di Perguruan Tinggi luar Provinsi Riau.

“Lulusan perguruan tinggi setiap tahunnya terus meningkat. Namun ironisnya menurut data Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia tercatat sekitar 8,8 persen  dari total 7 juta orang pengangguran Indonesia adalah kelompok sarjana. Kondisi ini tentu memprihatinkan kita semua mengingat kedepan persaingan mendapatkan pekerjaan akan semakin ketat dengan datangnya revolusi industri 4.0,” tuturnya.

Selain bersaing dengan mesin berbasis teknologi canggih,  8,8 persen atau sekitar 630 ribu sarjana  yang masih belum  mendapatkan pekerjaan tersebut juga harus beradu kompetensi keahlian tertentu dengan pekerja asing yang datang keindonesia akibat dari terbukanya pasar bebas. Perguruan tinggi sebagai pencetak SDM diharapkan dapat memberikan kontribusi besar terhadap upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Indonesia memiliki banyak potensi yang dapat dijadikan sumber penguatan perekonomian nasional.

Upaya pembukaan lapangan yang seluas-luasnya yang hingga kini terus diupayakan oleh pemerintah harus didukung dengan kompetensi lulusan kampus yang berdaya saing global, keahlian para sarjana harus sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan industri. Dimana, jika tidak maka para lulusan perguruan tinggi tersebut akan terseleksi dengan sendirinya.

Untuk itu, kata Edy, Perguruan Tinggi di tuntut agar mampu mengahasilkan technopreneur atau sarjana yang berjiwa kewirausahaan berbasis inovasi sehingga mampu menciptakan capaian peluang usaha yang membuka lapangan kerja yang luas. Inovasi menjadi kata kunci, pengalaman berbagai negara maju menunjukkan bahwa inovasi yang berbasis pada produk penelitian dan pengembangan akan memberi dampak langsung pada peningkatan produktifitas berkelanjutan yang pada akhirnya dapat mempercepat penumbuhan perekonomian bangsa.

“Pogram pengenalan kampus bagi mahasiswa baru tentu merupakan wahana  perguruan tinggi  dalam mengupayakan memperkenalkan dan mempersiapkan untuk mahasiswa baru dalam proses transisi menjadi mahasiswa dimana didalamnya diisi berbagai kegiatan yang terkait menanamkan wawasan kebangsaan, cinta tanah air, bela negara, dan mempelajari berbagai hal berkaitan dengan akademik, kegiatan kemahasiswaan,  serta kebijakan kampus, sehinga dapat menjadi bekal bagi mahasiswa baru untuk mendukung keberhasilan publik dan perguruan tinggi,” terang Edy.

Sejalan dengan tema kegiatan ini, “Menyiapkan mahasiswa menjadi pemimpin yang beradap, berilmu, dan cinta tanah air”, maka para mahasiswa sebagai calon pemimpin masa depan tidak hanya dituntut untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tetapi juga diharapkan bisa menjadi sebagai agen perubahan dimana mahasiswa harus mampu meneruskan persoalan bangsa yang menyongsong persaingan internasional.

“Untuk membangun karakter mahasiswa yang beradap, berilmu dan cinta tanah air tentu tidak mudah. Mahasiswa sebagai calon pemimpin harus di tempa mentalnya terlebih dahulu, disamping itu perlu penguatan akhlak  dan keagamaan. Oleh karena itu, pogram PKKMB ini sangat berjalan dengan konsep dasar pengenalan mahasiawa baru dalam menciptakan pemimpin yang beradap, berilmu, dan mempunyai sikap cinta tanah air,” terang Edy.

“Pada kesempatan ini, saya sampaikan bahwa masyarakat Riau khususnya, sangat berharap besar kepada Universitas Riau sebagai salah satu Perguruan Tinggi dari kebanyakan negeri ini untuk tetap eksis dalam mencetak generasi yang berilmu pengetahuan dan sanggup berkompetensi disetiap kehidupan untuk terus meningkatkan kualitas bagi dunia pendidikan,” tutupnya. (wendi. foto: roger) ***

Sumber: HUMAS Universitas Riau

Sumber: HUMAS Universitas Riau

Sumber: HUMAS Universitas Riau