unri.ac.id Universitas Riau (Unri) menerima penghargaan kontributor spesimen terbesar dan pengumpul terbanyak untuk Xylarium Bogoriense dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Pemberian penghargaan ini diberikan oleh Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar kepada Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, dan Sistem Informasi, Prof Dr Mashadi MSi di sela acara Festival KPH Tingkat Nasional dan Pameran Usaha Kehutanan di Hutan Pinus Asri di Mangunan, Dlingo, Bantul, Yogyakarta, Jumat (28/9).
Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar dalam sambutannya, menyampaikan pemberian ini diberikan kepada Universitas Riau, Dinas Kehutanan Jatim, dan Perhutani, serta penyerahan beasiswa kepada 5571 pelajar dan mahasiswa.
Menurut Siti Nurbaya Bakar, Xylarium Bogoriense adalah perpustakaan kayu yang berfungsi sebagai rujukan data dan pemetaan jenis kayu. “Saat ini yang di miliki Indonesia menurut International Federation Of Associations Of Anatomists merupakan Xylarium no satu di dunia dengan koleksi 192.395 spesimen kayu,” terang Menteri LHK
Salah Satu Mahasiswa UNRI Peraih Beasiswa (sumber: HUMAS Universitas Riau)
Sebagai pembanding, lanjut Siti Nurbaya, “Belanda memiliki 125 ribu spesimen kayu, Amerika Serikat 105 ribu pesimen dan Belgia 69 ribu spesimen kayu, sementara Indonesia 192.395 spesimen kayu”
Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, dan Sistem Informasi, Prof Dr Mashadi MSi, memberikan apresiasi positif kepada Kementrian LHK atas pemberian penghargaan ini. Unri berkomitmen akan terus berupaya memperbanyak sampel agar koleksi Xylarium makin banyak. Menurutnya, sebelumnya Indonesia menempati urutan ke empat koleksi sampel kayu. ”Namun atas kontribusi semua pihak termasuk Unri saat ini Indonesia menempati urutan nomor satu di dunia dengan koleksi spesimen kayu terbanyak,” terangnya.
Lebih lanjut, Mashadi menyampaikan, ada tiga ketegori penghargaan yang diberikan yakni Kategori Universitas yang di menangkan oleh Universitas Riau, kategori Dinas Kehutanan dimenangkan oleh Dinas Kehutanan Jatim, dan kategori pelaku usaha dimenangkan oleh Perhutani, “Dari ketiga kategori tersebut Unri meraih pengumpul spesimen terbanyak untuk Xylarium Bogoriense,” terangnya.
Sumber: HUMAS Universitas Riau
Untuk diketahui, guna pengembangan Iptek dan dokumentasi, jenis-jenis kayu perlu dikoleksi dalam xylarium. Xylarium adalah bangunan atau ruangan di mana koleksi berbagai jenis kayu dikumpulkan, dicatat, ditata, dirawat, dan disediakan bagi pihak-pihak yang memerlukan.
Di Indonesia, Xylarium Bogoriense 1915 adalah satu-satunya xylarium yang telah tercatat dalam Index Xylariorum, Instuonal Wood Collecon of the World sejak tahun 1975 (kode BZFw), dan tercatat dalam Index Herbariorum Indonesianum. Xylarium ini terdapat di Pusat Litbang Hasil Hutan (P3HH), Badan Litbang dan Inovasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Bogor.
Sumber: HUMAS Universitas Riau
Acara yang di buka oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo ini disambut meriah oleh ribuan warga dengan membunyikan alat musik tradisional kenthongan.
Dalam sambutannya, Jokowi mengungkapkan obyek wisata Hutan Pinus Mangunan ini tempat yang instagramable. “Kita bersyukur bahwa hutan telah menjadi sumber kehidupan kita. Hutan juga berfungsi sebagai sumber kehidupan, ini yang sering kita lupakan.”
Jokowi, menyebutkan negara Norwegia, Finlandia, Denmark banyak hidup dari sektor industri kehutanan. “Indonesia berada pada posisi kawasan hutannya posisi sembilan di dunia. Tapi fakta yang ada, kita menyampaikan fakta apa adanya, ini yang harus kita perbaiki. Fakta di negara kita, masyarakat yang hidup di sekitar maupun di kawasan hutan justru miskin,” ujarnya.
Menurut Jokowi, seharusnya, masyarakat yang hidup di sekitar hutan atau kawasan hutan memiliki taraf hidup yang makmur. (wendi)***