unri.ac.id Kerjasama Universitas Riau (Unri) dan Universitas Teknologi Malaysia (UTM) yang sudah berlangsung sejak tahun 2005, kini maju selangkah lagi. Yakni dengan membuka peluang penyelenggaraan program S3 (PhD) by research. Hal ini terungkap dalam pertemuan antara delegasi UTM dipimpin Prof Dr Abdul Razak Che Husin dengan Wakil Rektor Unri Bidang Akademik Prof Dr M Nur Mustafa MPd di kantor UPT Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Unri, Selasa (12/2).
Dalam pertemuan itu, Prof Razak didampingi Dr Havis, sementara Prof M Nur didampingi Kepala UPT TIK Ir Ridar Hendri MSi, Dekan FMIPA Dr Syamsulhuda MSc, Wadek Bidang Akademik Fakultas Teknik Dr Fajri Akbar, Dr Dahliusmanto dan beberapa pimpinan fakultas lainnya. Prof Abdul Razak menawarkan pihak Unri memanfaatkan peluang untuk mengirimkan dosen-dosen mereka untuk mengikuti program pendidikan doktor (S3) berbagai bidang ilmu komputer dan manajemen bisnis dengan sistem by research di UTM Johor Baru.
Melalui sistem ini, kata Prof Razak, peserta program doktor dari Unri tak perlu mengikuti kuliah tatap muka, kecuali seminggu pertama masuk, dan beberapa hari di akhir program. “Jadi setelah registrasi dan pendalaman metodologi riset beberapa hari, peserta silakan menyiapkan proposal, bimbingan dan penelitian di Indonesia,” katanya.
Untuk memudahkan bimbingan, satu co-supervisornya adalah dosen dari Unri. Sedangkan bimbingan dengan main supervisor, dilakukan menggunakan komunikasi online. “Program ini sudah kita lakukan dengan Universitas Sriwijaya,” imbuhnya.
Dia mengatakan, kemudahan lain adalah diskon biaya kuliah (fee studi) hingga 20%, serta potongan biaya kuliah setelah tiga tahun, yang besarnya sampai 75%. Artinya di tahun keempat hanya membayar 25%. “Semua kemudahan ini kami berikan, karena Unri sudah melakukan MoU dengan UTM sejak tahun 2005. Kerjasama situ meliputi pertukaran mahasiswa, pengabdian masyarakat bersama (sumber camp) di desa-desa Indonesia dan sebagainya.
Wakil Rektor Bidang Akademik Unri Prof M Nur Mustafa mengapresiasi positif tawaran itu. Menurutnya, di era teknologi industri 4.0 dewasa ini, program-program percepatan pengembangan kualitas seperti ini memang wajib dilakukan. Apalagi minat dosen untuk mengikuti itu sangat tinggi, dan dengan biaya sendiri pula. “Kalau Universitas Sriwijaya bisa, mengapa kita tidak? Saya akan laporkan pertemuan ini segera kepada Pak Rektor,” tegasnya.
Prof M Nur menceritakan pengalaman di fakultasnya, FKIP saat dia masih menjadi Dekan sebulan lalu. Beberapa dosen FKIP baru saja menyelesaikan program S3 by research di Malaysia meski tidak di UKM. “Sekarang ada satu lagi yang akan ujian doktor di sana,” tambahnya.
Menurut beberapa dosen Unri tamatan UTM, universitas tersebut termasuk lima besar universitas terbaik di Malaysia.