Wakapolda Riau: Waspadai Gangguan Bersifat Radikal, Guna Mendukung Pembangunan Riau

unri.ac.id Wakil Kepala Polisi (Wakapolda) Riau, Brigadir Jenderal Polisi (Brigjen-Pol) Drs Wahyu Widada M Phil menjadi narasumber pada kegiatan kuliah umum Mahasiswa Fakultas Hukum dan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Riau (Unri), Rabu (28/11) di Ruangan Siak Sri Indrapura Lantai IV Gedung Rektorat Kampus Binawidya.

Kuliah umum ini, dimaksudkan sebagai bahan referensi bagi para mahasiswa dan siapa saja yang ingin memahami fungsi kepolisisan dalam mendukung pogram stabilitas nasional baik di masyarakat umum maupun lingkungan akademis. “Sebagai generasi penerus bangsa, sudah seharusnya memiliki semangat dan wawasan kebangsaan untuk sebagai mitra Polda Riau. Itu dilakukan dalam rangka meningkatkan daya tangkal, daya cegah, daya penanggulangan, serta daya rehabilitasi terhadap berbagai jenis gangguan yang bersifat radikal guna mendukung pembangunan Riau,” jelas Wahyu.

“Mengenai isu kebhinnekaan, situasi nasional sangat dipengaruhi oleh perkembangan internasional dan regional. Isu kebhinekaan dan intoleransi tiba-tiba menjadi atensi semua pihak. Keutuhan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia-red) tengah mendapat ujian melalui momentum pesta demokrasi, penegakkan hukum, serta hubungan luar negeri,” ujarnya.

Sumber: HUMAS Universitas Riau

Sumber: HUMAS Universitas Riau

Lebih lanjut, masyarakat Indonesia khususnya para netizen di media-media sosial, seperti terpolarisasi menjadi beberapa kelompok. Polarisasi ini disadari atau tidak merupakan warisan dari ajang pesta demokrasi beberapa waktu lalu dan sekarang mulai menghangat kembali. Kemudian berkembang menjadi polarisasi kelompok masyarakat yang mendukung pemerintah, dan yang tidak.

“Situasi semakin rumit ketika perhelatan pesta demokrasi melalui pemilu ini seakan menjadi batu loncatan untuk melanjutkan polarisasi dukungan. Perkembangan media sosial dengan netizennya, menjadi etalase bagaimana situasi politik memberikan pengaruh kuat pada cara berpikir sebagian masyarakat Indonesia. Situasi nasional diwarnai dengan isu-isu keagamaan, suku dan ras yang sangat rawan bagi keutuhan NKRI serta semangat kebhinnekaan yang selama ini dijaga,” pungkasnya.

Wakil Rektor Kemahasiswaan Unri, Dr Syapsan ME, kuliah umum ini sangat penting dan diperlukan untuk menambahkan wawasan kepada mahasiswa Unri. Kegiatan mahasiswa pada saat ini sudah cukup baik dimana pada tahun ini Unri mendapatkan medali emas sebanyak 70 mendali dalam bentuk nasional maupun internasional yang di tuangkan dalam bentuk kegiatan penelitian dan non penelitian.

Sumber: HUMAS Universitas Riau

“Selain perolehan medali itu, juga dalam bidang olahraga Unri mendapatkan rangking sembilan, sedangkan Menwa (resimen mahasiswa-red) meperoleh rangking satu pada perlombaan lempar pisau dan juga dalam bentuk bongkar pasang senjata. Sementara untuk tingkat MTQ (Mushabaqah Tilawatil Qur’anred), Unri berada diranking dua tingkat Asean,” terang Syapsan.

Lebih lanjut, unri sebagai Perguruan Tinggi di Unri terus meningkatkan kreatifitas mahasiswa dalam bentuk penelitian maupun non penelitian untuk tetap bersaing dengan universitas lain, ucap Syapsan. (wendi.foto:m.rizki.rizki putra) ***