unrinews. Indonesia merupakan negara yang memiliki ekosistem mangrove terluas di dunia. Mangrove merupakan vegetasi hutan yang tumbuh di antara garis pasang surut dan dapat disebut sebagai hutan pasang. Dalam kurun beberapa waktu, kerusakan mangrove hampir terjadi setiap tahun. Keberadaan mangrove dipandang tidak sebagai aset yang penting, sementara mangrove dapat diperuntukkan bagi berbagai macam kegiatan pembangunan.
Hal ini disampaikan, Prof Sri Indarti SE MSi Rektor Universitas Riau (UNRI) pada saat meninjau lokasi hutan mangrove Kampus Purnama UNRI Kota Dumai Provinsi Riau, Jumat (13/1/2023). “Mangrove merupakan aset penting karena memiliki berbagai macam peranan. Salah satunya dapat dijadikan sebagai lokasi ekowisata.
“Kampus Purnama UNRI Kota Dumai memiliki potensi mangrove melalui keanekaragaman hayatinya yang masih terawat. Dengan posisi kawasan yang masih berada di sekitar kota Dumai yang berdampingan dengan kawasan masyarakat dan industri, menjadi peluang bagi UNRI untuk mengembangankan serta melestarikan ekosistem mangrove,” jelas Sri Indarti.
“Mampunya UNRI menjaga ke-originalan hutan mangrove dengan berdampingan dengan muara sungai yang memberikan nilai untuk menjadi contoh masih terawatnya ekosistem mangrove, karena berada di area pendidikan atau kampus UNRI, yang dapat melibatkan masyarakat untuk menjaga kelaestarian ekosistem mangrove,” ujarnya.
Lebih lanjut ucap Guru Besar Bidang Manajemen SDM ini, selain edukasi, lingkungan ekologinya terdapat ekonomi bisnisnya dalam bentuk pengembangan wisata ekowisata edukasi. Selain kalangan pelajar juga lapisan unsur masyarakat. Dari segi aspek pendidikan ada fungsi penelitian, pembelajaran bagi pelajar, mahasiswa, dosen, dan masyarakat selain itu ini terdapat juga aspek pengembangan ekonomi yang dapat ditingkatkan.
“Keberadaan Pertamina Hulu Rokan (PHR) terkait dengan UNRI, adalah sebagai suport atau pihak ketiga melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk perlindungan ekosistem mangrove serta komitmen pemerintah khususnya Kementerian Lingkungan Hidup. UNRI sangat mendukung program pemerintah dalam hal kelestarian lingkungan. UNRI dalam hal ini memiliki komitmen kuat dalam menjaga kelestarian lingkungan termasuk kelestarian ekosistem, dengan luasan 36 hektare Kampus Purnama untuk dirancang melalui rencana pengelolaan bersama dengan PHR,” jelas Rektor UNRI.
Tambahnya, melalui pengelolaan rancangan ekowisata wisata berbasis alam dengan aspek pendidikan dan interpretasi dengan pengelolaan kelestarian ekologis terhadap lingkungan alami dan budaya masyarakat. Ekowisata mangrove ini nantinya memberikan edukasi kepada wisatawan untuk menjaga kelestarian alam serta budaya masyarakat untuk dijadikan daya tarik dalam menjaga keberlangsungan hidup dan ekosistem mangrove yang memiliki banyak potensi dan manfaat dengan keindahan alam dan lingkungannya.
“Potensi jasa lingkungan hutan mangrove sebagai destinasi ekowisata harus dioptimalkan sebagai alternatif pengelolaan hutan atau ekowisata yang lebih ramah lingkungan. Kesesuaian karakteristik sumber daya dan lingkungan untuk pengembangan wisata dilihat dari aspek keindahan alam, keamanan dan keterlindungan kawasan, keanekaragaman biota, keunikan sumber daya, dan aksesibilitas, ucap Sri Indarti.
Senada dengan ha tersebut, Dr Suwondo MSi Ketua Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) UNRI, menyampaikan melalui hutan mangrove ini selain wisata edukasi yang mengutamakan keindahan alami dari hutan mangrove serta makhluk hidup di dalamnya, juga bisa menikmati suasana sejuk dari hutan mangrove serta merancang bisa menyewa kapal motor atau perahu untuk berkeliling di sekitar kawasan tersebut.
Di antara hutan mangrove, dibuat jembatan yang biasa digunakan untuk berjalan-jalan atau bahkan jogging. Saat air pasang pun pengunjung tidak perlu khawatir karena jembatannya dibangun agak tinggi dari permukaan airnya. Pengunjung juga dapat melihat keindahan di dalam hutannya serta mengamati satwa seperti burung, reptil, dan hewan kecil lainnya.
Ada banyak satwa yang bisa diamati seperti burung biawak, ikan, monyet, dan ular yang melintas sesekali serta flora dan fauna lainnya. Bahkan jika beruntung bisa melihat beberapa jenis burung yang sedang bermigrasi. Dengan nantinya ekowisata yang memiliki konsep ramah lingkungan, konservasi, sekaligus sarana edukasi bagi masyarakat. Mulai dari cara pembibitan dan penanaman mangrove sampai budidaya berbagai jenis hewan laut.
Nantinya, juga merancang Taman Baca Mangrove yang dapat digunakan untuk menyimpan berbagai buku terutama yang berhubungan dengan konservasi dan pelestarian lingkungan dilengkapi fasilitas mulai dari toilet yang bersih, air bersih, warung makan, gazebo, dan sebagainya, urainya. (wendi. ed: rion. foto: rabit) ***