unri.ac.id Perguruan Tinggi (PT) memiliki peran penting untuk bersinergi dengan pemerintah setempat dan pihak-pihak lain untuk mengantisipasi bencana asap yang terjadi di Provinsi Riau. Satu di antara upaya Universitas Riau (Unri) adalah ikut bagian dari memberikan solusi.
Rektor Unri Prof Dr Ir Aras Mulyadi DEA pada saat konferensi pers, Senin (16/9/2019) diruang rapat Kunto Darussalam lantai II Gedung Rektorat Kampus Bina Widya, menyampaikan Unri telah laksanakan sejumlah program untuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan dalam lingkup Tridarma Perguruan Tinggi.
“Unri melalui Lembaga, Unit yang ada di Unri terus berupaya melakukan serangkaian riset, aksi, dan advokasi kepada masyarakat terkait kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang ada di Riau,” kata Rektor.
Lebih lanjut, Unri berperan dalam membantu dalam hal penanganan dan tindakan antisipasi, baik dalam bidang kesehatan dan membantu masyarakat dalam penegakan hukum. Oleh karena itu, Unri membentuk satuan tugas (Satgas) siaga bencana, yang diketuai oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unri dan dengan komposisi unsur lainnya yang diikuti dari beberapa unsur dari Rumah Sakit Unri.
“Mulai dari kamis yang lalu 12 September 2019 RS Unri telah membuka pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara umum yang terkena dampak dari asap. Seluruh civitas akademika Unri dan masyarakat umum yang terkena dampak bencana asap dapat berobat memeriksakan diri ke Rumah Sakit Unri secara gratis,” kata Guru Besar Unri ini menghimbau.
“Berkenaan dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan, Unri melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) melakukan serangkaian riset, serta aksi nyata yang dilakukan melalui pelaksanaan program kegiatan Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) dengan tema pencegahan Karlahut berbasis masyarakat, termasuk kegiatan restorasi gambut di seluruh Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) sebagai solusi utama Karlahut di Riau,” jelas Aras.
Lebih lanjut secara rutin, mahasiswa yang tengah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dilakukan melalui KKN Tematik di beberapa Kabupaten Kota yang berpotensi dalam bencana kebakaran hutan dan lahannya yang besar. “Setiap tahun, mahasiswa KKN Unri bertemakan tentang penanggulanan dan pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Hal ini kita lakukan sejak tahun 2015 bahkan melalui KKN Kebangsaan seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia,” terang Rektor.
Hingga detik ini, Unri dalam juga selalu berkoordinasi dengan instasi pemerintahan daerah dan pusat, Provinsi dan juga Kabupaten Kota dan beberapa Perusahaan Swasta, Badan Usaha Milik Pemerintah (BUMN), serta pemerhati lingkungan, lembaga internasional membentuk penguatan pelaksanaan kebijakan dalam pengendalian Karhutla di Provinsi Riau.
“Unri juga melakukan riset bersama dengan melibatkan perguruan tinggi luar negeri yakni Kyoto Universitiy yang memiliki pusat kajian daerah tropis dan juga bergerak dalam hal kebakaran hutan dan lahan khususnya lahan gambut. Hasil-hasil riset tersebut dimanfaatkan untuk menyelesaikan akar masalah dari bencana Karhutla di Provinsi Riau,” ujar Rektor.
Persoalan kebakaran BNPB dan BRG ini juga telah melaksanakan aksi nyata dengan menyiapkan relawan yang terlatih dan juga melakukan upaya yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam penuntasan Karhutla. “Kita memang, banyak bergerak di bidang pencegahan baik melalui advokasi masyarakat kemudian penelitian dengan menyediakan skema penelitiannya khusus lahan gambut dan pencegahan lahan dan hutan itu secara umum, serta memberikan penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat melalui sebetulnya diperkuat Unri,” tutupnya. (wendi. foto rizki) ***