unri.ac.id Universitas Riau (UNRI) menjadi universitas pertama di Priovinsi Riau pada semester Genap 2020/2021 yang siap melaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Hybrid. KBM Hybrid adalah perpaduan kegiatan belajar mengajar daring (online) dan luring (offline), merujuk pada surat edaran Dirjen Dikti nomor 06 Tahun 2020 tentang KBM Hybrid. Untuk kelancaran pelaksanaannya, UNRI telah berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 Provinsi Riau dan Satgas Covid-19 Kota Pekanbaru.
Pelaksanaan KBM Hybrid di UNRI bersamaan dengan telah dimulainya KBM blended pada jenjang pendidikan dasar dan menengah di Kota Pekanbaru. Prof Dr Iwantono M Phil, selaku Ketua Satuan Tugas Siaga Bencana UNRI, menjelaskan UNRI telah memepersiapkan KBM Hibryd sebaik mungkin. Diantaranya adalah dengan menyusun buku panduan pelaksanaan KBM Hybrid. Buku panduan ini memuat secara rinci prinsip umum, persiapan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan KBM Hybrid di UNRI, termasuk juga antisipasi penanganan kasus positif Covid-19. Buku panduan ini menjadi pegangan wajib bagi seluruh civitas akademika dalam pelaksanaan KBM Hybrid di UNRI.
Iwantono selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UNRI, lebih lanjut menjelaskan sejak awal terjadinya pandemic Covid-19 di tahun 2020, UNRI telah membentuk Satgas guna pengendalian Covid-19. Pada tahun 2021 Satgas semakin diperkuat, baik dari sistem kerja maupun Sumber Daya Manusianya, terutama dari dosen-dosen dari Fakultas Kedokteran. Bukan hanya di tingkat universitas, di setiap fakultas juga diwajibkan untuk membentuk satgas, sebagai syarat mutlak pelaksanaan KBM Hybrid di Perguruan Tinggi.
UNRI juga telah melakukan assessment kesiapan KBM Hybrid fakultas yang ditindaklanjuti dengan sosialisasi secara daring tentang pelaksanaan KBM Hybrid kepada seluruh fakultas dan kelembagaan mahasiswa. Prof Dr dr Dedi Afandi DFM SpFM(K), selaku juru bicara Satgas UNRI, menyampaikan UNRI berupaya mengoptimalkan sumberdaya kesehatan yang dimiliki. Dokter-dokter yang kita miliki all out untuk mendukung pelaksanaan KBM Hybrid, dimulai dari pencegahan berupa edukasi dan sosialisasi, serta antisipasi ketika terjadi kasus sehingga mencegah kemungkinan munculnya cluster.
Dekan Fakultas Kedokteran UNRI ini, juga menjelaskan selama ini dokter-dokter di Fakultas Kedokteran mensupport Satgas Covid-19 di Provinsi Riau dan Kota Pekanbaru, seperti dr Indra Yovi SpP (K) yang kita kenal sebagai juru bicara Covid-19 Provinsi Riau dan dr Suyanto MPH PhD epidemiolog yang membantu satgas Provinsi Riau dan Kota Pekanbaru. Begitu juga tenaga di Laboratorium Biomolekuler RSUD Arifin Ahmad yang seluruh tenaganya dari UNRI, terutama Fakultas Kedokteran dan FMIPA.
Baru-baru ini, UNRI juga mendapatkan bantuan mesin ekstraksi RNA automatis dan mesin Real-Time PCR dari BNPB. Laboratorium Biomedik Terpadu LONTAR FK UNRI juga sedang mempersiapkan untuk menjadi salah satu laboratorium jejaring pemeriksa Covid-19. Keberadaan laboratorium ini diharapkan akan meningkatkan akses dan kecepatan test dan tracing Covid-19 di lingkungan UNRI.
Suyanto pada kesempatan ini, menjelaskan ia saat ini didaulat menjadi ketua bidang Edukasi Covid-19 Satgas UNRI yang bertanggungjawab untuk memberikan pencerahan kepada seluruh civitas akademika tentang Covid-19 dan upaya-upaya yang harus dilakukan agar tidak sampai terjadi cluster UNRI.
Menurut Suyanto yang dimaksud dengan cluster adalah jika ditemukannya sekumpulan kasus infeksi terkonfirmsi yang saling berhubungan pada waktu dan lokasi kejadian yang sama. Self assessment secara periodik juga dilakukan sebagai penilaian awal resiko Covid-19, yang ditindaklanjuti dengan poliklinik virtual Covid-19 bagi yang beresiko besar. Tracing juga dilakukan oleh Rumah Sakit UNRI jika tedapat kasus positif. Hal tersebut merupakan bentuk kewaspadaan kita guna memutuskan mata rantai covid 19 di lingkungan UNRI.
“Oleh sebab itu perlu kerjasama kepada semua pihak, baik dosen, tenaga kependidikan, dan juga mahasiswa dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dan melakukan upaya kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya cluster terutama pada kegiatan yang melibatkan peserta yang banyak” tutup Suyanto. (rls. foto: ist) ***
