Rektor UR Panen Raya Ikan di “Waduk Selais” UR

unri.ac.id Rektor Universitas Riau (UR) Prof Dr Ir Aras Mulyadi DEA, menyampaikan target pengembangan kawasan kampus Bina Widya UR untuk dapat menjadi kawasan eco edu wisata. Rencana ini disampaikan Rektor UR pada kegiatan pemanenan raya dan pelepasan beberapa jenis ikan di “Waduk Selais” komplek Kampus Bina Widya UR, Kamis, (9/2).

“Pemanenan raya ikan serta pelepasan bibit ikan di “waduk selais” ini, berkenaan dengan program penelitian yang berkolaborasi dengan satuan green campus yang sudah menyelesaikan tahap pertama yang telah dilaksanakan pada pogram tahun 2016. Dari aspek lingkungan, khususnya di kota Pekanbaru, kawasan kampus UR merupakan kawasan yang paling hijau di kota bertuah ini,” jelas Aras.

“Konsep Green Campus di kampus, UR dirancang dalam bentuk riset yang lebih spesifik. Ada tujuh riset yang dilakukan serta kaloborasikan menjadi satu. Riset-riset tersebut merupakan penelitian lanjutan dari beberapa dosen UR yang dikembangkan di dalam kampus. UR memiliki konsep “kampus dalam taman” dengan pemahaman bahwa kampus dikelilingi dengan berbagai jenis tanaman dan pepohonan yang rindang. Terdapat beberapa jenis tanaman lokal yang ada dan bakal ditanam di UR, sehingga kondisi ini bukan hanya membuat hijau lingkungan, namun dengan harapan dari beberapa titik kawasan hijau yang tersebar di beberapa fakultas di kawasan kampus UR, hendaknya dapat dikembangkan dan diangkat secara ilmiah serta dapat pula diperkenalkan dengan masyarakat luas,” jelas Rektor UR.

IMG_2390

Sumber : HUMAS Universitas Riau

Lebih lanjut, lokasi kawasan eco edu park yang posisinya berdampingan dengan kawasan arboretum eco edu park itu adalah bahagian dari hutan kota yang sudah kita canangkan sedari dulu. Eco edu park kampus UR, menjadi sumber dari jenis hewan tumbuhan yang mungkin mulai langka atau dilokasi tertentu bisa dibudidayakan di kampus UR.

“Dari tiga waduk yang ada di UR, kita baru mengembangkan tiga jenis ikan, kedepannya akan kita kembangkan lagi dengan membudidayakan beberapa jenis ikan lagi di waduk yang ada di kawasan UR. Selain itu, “wahana air” ini bukan menjadikan wahana ekonomis, namun dapat menjadi tempat pengenalan kondisi alam atau tempat pengetahuan dan wisata bagi masyarakat luas,” jelas Aras.

Pada kesempatan yang sama, Ketua tim pembudidayaan ikan “waduk selais”, Prof Dr Ir Sukendi MSi, mengatakan bibit ikan di “waduk selais” ini lebih kurang sudah dikelola selama empat bulan. “Ikan yang diteliti diwaduk selais ini ada tiga jenis, ikan baung, patin, dan nila. Ketiga jenis ikan ini dipilih karena dimungkinkan dapat dikembangkan di “waduk selais” ini,” jelas Sukendi.

“Penelitian ini nantinya akan dilakukan berkeberlanjutan. Untuk tahapan ini, hasil yang kita lihat pada hari ini (kamis,9/2-red), merupakan hasil dari pengembangan kegiatan penelitian-penelitian yang sudah pernah dilakukan di fakultas di UR. Pengelolaan ikan di “waduk selais” ini sudah dilakukan selama empat bulan, dengan ukuran berat ikannya berbeda-beda, karena terdiri dari tiga jenis ikan yang masa pertumbuhannya juga berbeda-beda, serta dengan kualitas air yang cukup baik dalam mendukung penelitian,” jelas Sukendi. (wendi) ***