Perguruan Tinggi Sebagai Amanah Perwujudan Riset Serta Inovasi Menghadapi Revolusi Industri 4.0

unri.ac.id Sektor industri kehutanan melakukan terobosan dengan mengumpulkan seluruh spesimen kayu di seluruh Indonesia. Terobosaan ini dilakukan dengan mengumpulkan seluruh jenis kayu yang membuat Indonesia menjadi pengoleksi kayu terbesar dan terbanyak di dunia.

Tantangan menghadapi revolusi industri 4.0 dengan adanya persoalan pengangguran yang tidak dalam untuk menghadapi revolusi ini. Dengan semakin tertinggalnya sejumlah unsur-unsur terhadap perkembangan industri ini, maka dampaknya makin akan dahsyat bagi yang tidak siap, bahkan tenggelam dengan perkembangan ini. Demikian yang disampaikan Hotmatua Daulay Direktur Pengembangan Teknologi Industri Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) di Ruang Indragiri lantai 4 Gedung Rektorat Universitas Riau (Unri), Selasa (29/8).

 IMG_0997

Sumber: HUMAS Universitas Riau

IMG_1005

Sumber: HUMAS Universitas Riau

“Pengumpulan spesimen kayu ini merupakan kegiatan riset dan teknologi terkait dengan kehutanan ini, akan semakin meningkatkan daya saing dari sisi kehutanan. Supaya negara kita jadi rujukan ilmu pengetahuan dan teknologi kehutanan seluruh dunia. Untuk diketahui, saat ini koleksi kayu Indonesia terbesar keempat di dunia dengan 67.864 spesimen, setelah Belanda 125 ribu spesimen, USA 105 ribu spesimen dan Belgia 69 ribu spesimen, bahkan di Riau sendiri memiliki jenis sebanyak lebih kurang 250 jenis kayu,” jelas Hotmatua.

“Riset dan memanfaatkan teknologi kehutanan Indonesia masih sedikit. Terlebih perpustakan kayu hanya ada satu di Xylarium Bogoriense yang berdiri sejak 2015 bahkan di universitas yang memiliki fakultas kayu juga tidak memiliki koleksi. Oleh sebab itu Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) dan Kemenristekdikti ingin mengembangan pengetahuan kehutanan dengan model-model penelitian dan koleksi kayu dengan membuka Xylarium di tiap provinisi di Indonesia,” ujar Hotmatua.

“Ada teknologi nano struktur untuk menciptakan material baru bagi industri sendiri sangat penting sekali untuk mendorong industri perkayuan,” katanya.

Senada dengan hal ini, Prof Dr Ir Aras Mulyadi DEA menyambut baik Kedatangan rombongan Pengembangan Teknologi Industri Kemenristekdikti dalam acara sosialisasi alat identifikasi kayu otomatis dan rencana pengembangan Xylarium.

Lebih lanjut, Aras,  menyampaikan ini merupakan tindakan yang harus dilakukan dari sekarang untuk menghadapi situasi sosial yang penuh disrupsi atau era kreasi sekarang ini, terutama dengan dorongan Revolusi Industri 4.0.

IMG_1044

Sumber: HUMAS Universitas Riau

IMG_1029

Sumber: HUMAS Universitas Riau

“Perguruan tinggi sebagai amanah dari kemenristekdikti harus melaksanakan riset serta inovasi semakin penting dalam situasi saat ini, perguruan tinggi sebagai pelaksana amanah pendidikan tinggi harus lebih sensitif dan peka terhadap segala perubahan yang terjadi dimasyarakat. Perubahan dimaksud di antaranya dalam bidang pekerjaan dan atau profesi yang akan dimasuki oleh para lulusan dari perguruan tinggi. Revolusi ini menjadi tantangan yang harus dijawab oleh pendidikan tinggi, Pelaksanaan pembelajaran termasuk di dalamnya riset-riset yang dilakukan insan perguruan tinggi harus bisa menjawab kondisi disruptif ini.”

“Sesuai misi Kemenristekdikti dalam menghadapi revolusi industri 4.0 untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, perguruan tinggi siap untuk membuat trobosan dan penelitan terurtama dalam kasus pengembangan perangkat alat deteksi kayu otomatis berbasis smatphone berbasis aplikasi untuk mengejar identifikasi kayu otomatis dan rencana pengembangan Xylarium Indonesia Menuju nomor satu dunia,” jelas Aras.

Sebagaimana kita ketahui presiden Republik Indonesia memiliki perhatian kusus terhadap hutan dan prodok kayu Pasalnya dari koleksi spesimen kayu bisa memudahkan baik praktisi baik kalangan industri maupun peneliti di lapangan dalam mengenali jenis kayu.  (wendi. foto:mukmin)***