unri.ac.id. Memasuki era digitalisasi ini, infrastruktur dan sarana prasarana (sarpras) Perguruan Tinggi dinilai sebagai satu komponen Sumber Daya Infrastruktur dengan investasi terbesar dan strategis dalam mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta peningkatan mutu pendidikan tinggi. Dr Mohammad Sofwan Effendi Med Direktur Sarana dan Prasarana Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Meristekdikti), menyampaikan pembangunan sarpras kampus akan meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi di Indonesia.
Sumber: HUMAS Universitas Riau
“Infrastruktur atau sarpras dalam lingkup pendidikan, sangat penting sebagai media untuk mengasah skill mahasiswa dalam bidangnya serta bisa sebagai penunjang dalam menciptakan inovasi, bahkan menciptakan hal baru yang tidak hanya dalam ruang lingkup pendidikan, namun juga bisa menunjang dalam bidang perekonomian secara global,” ujar Sofwan di hadapan peserta kegiatan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Universitas Riau (Unri), Kamis (21/2/2019) di Labersa Grand Hotel dan Convention Center, Provinsi Riau.
Sumber: HUMAS Universitas Riau
Ia menyebutkan, hal tersebut dapat diwujudkan melalui penerapan literasi baru pada era Revolusi Industri 4.0 yang meliputi literasi data, teknologi dan human yang mendorong transformasi dalam standar kompetensi dan 7 standar pendidikan lainnya termasuk standar sarana dan prasarana.
Lebih lanjut, Sofwan, menjelaskan dalam mewujudkan pembangunan dalam bidang pendidikan tinggi, Kemenristekdikti menyusun berbagai regulasi dan program untuk memperkuat tiga literasi baru dan dorongan digitalisasi. Satu diantara bentuk kebijakannya, adalah pembangunan cyber university yang dipersiapkan untuk menunjang pembelajaran melalui Daring.
“Saat ini, teknologi digital sudah sangat luas penerapannya, juga sangat luas dampaknya, maka Massive Open Online Courses (MOOCs) yang menerapkan teknologi digital dalam pembelajaran, yang mampu menembus tembok ruang kelas, batas-batas kampus, dan bahkan negara, sudah harus mulai dibangun dengan roadmap yang terstruktur dan komprehensif,” ungkap dia.
Lebih lanjut, Sofwan, menyampaikan agar kampus dapat proaktif melakukan kerja sama dengan industri ataupun pihak lain terkait pemenuhan sarpras tersebut. Terlebih dalam menghadapi era revolusi industri 4.0. Pendidikan Tinggi dituntut lebih adaptif dengan pertumbuhan pengetahuan yang eksponensial, disrupsi teknologi dan inovasi, serta perubahan sosial dalam masyarakat. Untuk diketahui model saspras harus bisa menyesuaikan kondisi keadaan sekarang yang menghadapi revolusi industri 4.0 yang sasarannya Massive tapi mutu juga dipertahankan.
“Tantangan pendidikan tinggi pada saat ini, pada tahun 2045 kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi menjadi faktor pendukung utama globalisasi, membawa dampak tersendiri bagi dunia pendidikan. Dalam partisipasi globalisasi di semua bidang, pendidikan memiliki nilai tersendiri untuk menjawab kebutuhan pasar akan tenaga kerja atau Sumber Daya Manusia (SDM) yang produktif dan berkualitas, serta insfrastruktur yang kuat,” jelas Sofwan.
“Pada Tahun 2045, jumlah penduduk di perkirakan akan meningkat. Oleh sebab itu peranan SDM sudah harus di persiapkan dari sekarang terutama dari mahasiswa Strata Satu (S1), Strata Dua (S2), Strata Tiga (S3), dan peningkatan ketersediaan dosen berstrata Tiga. “Untuk mencapai sasaran ini, perlu perbaikan sistem yang massive dan insfrastrutur gedung maupun laboratorium belum rampung yang menerapkan teknologi digital dalam pembelajaran,” terang Sofwan.
Tambahnya, peran pendidikan tinggi ada dua hal antara lain knowledge dan inovation. Keberadaan universitas riset berbasis knowledge based economy yang tidak dapat ditawar lagi, berbeda dengan universitas berbasis pengajaran universitas riset tidak hanya memikul peran sebagai pertukaran ilmu pengetahuan yang sudah ada.
Kedepannya, research university diarahkan untuk menjadi pabrik pengetahuan baru berbeda dengan teaching university yang berkonsentrasi menciptakan manusia siap kerja, universitas riset diarahkan menjadi produsen bagi manusia-manusia pencipta inovasi yang dapat mengembangkan perekonomian khususnya daerah.
“Kedepannya, perguran tinggi disamping melaksanakan Tridarma Perguruan Tinggi sebagai pendidikan dan penelitian, diharapkan mempunyai entrepreneurship, dimana nanti kampus nanti menjadi stimulator pertumbuhan perekonomian untuk daerah yang menjadi University Word Class,” jelas Sofwan. (wendi. foto: roger, rizki) ***