unrinews. Selain kelapa sawit, sagu menjadi komoditas pertanian unggulan di Provinsi Riau dimana produksi sagu di Riau menjadi yang terbanyak di Indonesia. Masyarakat Riau telah lama menjadikan sagu sebagai sumber karbohidrat alternatif, untuk diolah menjadi beragam makanan tradisional, seperti sepolet, gedegob, roti jala, lontong dan cendol sagu.
Selain itu, pati sagu sangat fleksibel untuk diolah kembali menjadi berbagai jenis makanan, seperti mie sagu, biskuit sagu, maupun sagu rendang khas Riau. Adapun tamanam sagu di Riau banyak tumbuh di daerah hilir sungai maupun di rawa-rawa seperti di wilayah Indragiri Hilir, Bengkalis, Siak dan Kepulauan Meranti.
Oleh karena itu Universitas Riau (UNRI) melalui Pusat Pengembangan Karir dan Kewirausahaan (P2K2) Lembaga Pengembangan dan penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP) meresmikan “Sago Center” Pusat Sagu UNRI, yang diselenggarakan, Rabu (31/8/2022) di Grand Elite Hotel Pekanbaru.
Dalam hal ini Prof Dr Zulkarnain SE MM Ketua LPPMP UNRI, menyampaikan pusat sagu memiliki tujuan membangun sinerginitas antara pemerintah, industri, perani, UMKM, dan sivitas akademika UNRI untuk peningkatan nilai ekonomi produk sagu di Provinsi Riau.
“Pertemuan ini adalah untuk menyamakan persepsi untuk mendorong salah satu komoditi yang ada Provinsi Riau. Dalam hal ini Pertamina Hulu Rokan (PHR-red) memberikan inisiasi cukup luar biasa yang juga telah memberdayakan petani, pengusaha yang terlibat di komuditi sagu ini. UNRI dalam hal ini mencoba kembali mengangkat potensi sagu yang merupakan komoditi Provinsi Riau yang cukup besar, berdirinya pusat sagu ini adalah dalam rangka menggerakkan ekonomi masyarakat.
“UNRI juga mengundang beberapa pihak pengelola hotel yang ada di Pekanbaru dalam hal penyajian makanan di hotel. Sagu ini sendiri pagan yang baik dan mudah diolah, nyaman dan mudah disajikan,” ungkapnya.
Rektor UNRI, Prof Dr Ir Aras Mulyadi DEA pada kesempatan itu, menuturkan sagu ini merupakan komoditas lokal, memang tidak banyak terdistribusi tumbuhnya sagu ini, khusus Provinsi Riau tumbuhnya pohon sagu ini hanya di empat Kabubaten Kota yaitu Indragiri Hilir, Bengkalis, Siak dan Kepulauan Meranti serta di daerah timur Indonesia.
“Pendirian pusat sagu ini merupakan salah satu keunggulan kedepannya yang kita harapkan bersama, dapat kita lihat kegiatan persaguan ini kebayakan dibagian hulu riau dengan cara masyarakat melakukan pemanenan saja lebih dominan. Kedepan tentu persoalan ini merupakan persoalan yang harus diselesaikan bersama terkhusus perguruan tinggi memperhatikan bagaimana sagu ini lebih maju dari hulu hingga hilir dengan menghasilkan produk-produk kuliner yang khas,” ucapnya.
Penyelenggaraan kegiatan ini juga bertujuan untuk mensosialisasikan sagu kepada masyarakat sebagai sumber pangan sehat Indonesia, sumber energi terbarukan, serta sumber perekonomian nasional dan daerah. Kegiatan ini juga diharapkan dapat menggali potensi bisnis sagu dan meningkatkan kesadaran seluruh pemangku kepentingan dalam melakukan optimalisasi manfaat sagu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Selanjutnya, sagu sebagai pangan sehat diharapkan dapat terus disosialisasikan dan dikembangkan melalui program pembangunan sagu yang dilakukan secara terpadu hulu hilir dengan melibatkan seluruh stakeholder terkait dan terus digulirkan menjadi program berkelanjutan untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh sagu khususnya untuk mendukung ketahanan pangan dan energi. (wendi. ed: rion. foto: januardi) ***