Maksimalkan Ilmu Pendidikan di Era Teknologi

unri.ac.id Menghadapi tantangan revolusi industri 4.0, dibutuhkan mempelajari dan menguasai teknologi terbaru dalam pendidikan khususnya dunia pengajaran. “Setiap wilayah atau negara memiliki karakteristik pendidikan yang berbeda-beda. Dari kondisi tersebut, berbeda pula cara pengajarannya. Disini kita berbagi pengalaman dan juga diskusi untuk menciptakan rumusan sebuah pendidikan yang mampu tepat tujuan dalam dunia kerja teknologi Industri 4.0,” Nur Islami PhD selaku Ketua Konferensi Internasioanal Seminar Serantau ke 9 dan 3rd Universitas Riau International Conference on Educational Sciences.

Lebih lanjut, Nur Islami, menyampaikan teknologi dan ilmu pengetahuan memainkan peran yang sangat penting di era revolusi industri 4.0, sehingga diharapkan tenaga pendidik maupun praktisi pendidikan dapat menjawab tantangan yang muncul serta memanfaatkan kesempatan yang ada untuk memajukan pendidikan di Indonesia.

Terkait hal itulah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Riau (Unri) pada Sabtu 12 Oktober 2019 di Hotel Grand Suka Pekanbaru menggelar kegiatan skala internasional yaitu Joint International Conference antara FKIP Unri dan Fakultas Pendidikan Universiti Kebangsaan Malaysia.

“Seminar internasional yang menghadirkan ilmuwan-ilmuwan dan praktisi dari kampus ternama dunia ini, adalah untuk menstimulasi para dosen, mahasiswa dan praktisi pendidikan di Unri untuk lebih bersemangat mengembangkan kajian ilmu pendidikan. Kampus kita harus bisa menjadi media dalam pengembangan ilmu terbarukan dalam ilmu pendidikan khususnya atau bisa melahirkan temuan hasil penelitian yang berkolaborasi dengan ilmuwan luar negeri dalam menghasilkan temuan yang belum tergali di Indonesia,” ujar Nur.

Sebanyak 243 mengikuti Seminar internasional dan 128 artikel hasil penelitian yang telah diseleksi dari 5 negara, yakni Africa Selatan, Myanmar, China, Indonesia, dan Australia. untuk di presentasikan. Dalam seminar internasional lalu ini menghadirkan pembicara utama pada sesi plenary dari Autrali, Malaysia, Thailand, dan Indonesia yang dilanjutkan 128 orang lainnya yang turut mempresentasikan hasil penelitiannya. (wendi. foto: istimewa) ***