Hikmah Idul Adha Sebagai Tauladan Dalam Pelaksanaan Kehidupan

unri.ac.id “Pada hari ini kita disatukan oleh kalimat Allahu Akbar. Karena itulah pada hari ini kita hadir bersama untuk melaksanakan shalat Idul Adha 10 Dzulhijjah 1438 Hijriah, Jumat, 1 September 2017 ini. Rangkaian momentum ini semata-mata adalah untuk membesarkan nama Allah. Mudah-mudahan dengan hikmah dari Idul Adha yang telah diberikan Allah melalui kisah nabi Ibrahim dan Ismail, dapat menjadi hikmah bagi kita untuk tetap tabah menghadapi semua cobaan maupun ujian yang kita dapati.” Demikian yang disampaikan Prof Dr Sujianto MSi, Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan Universitas Riau (UR) dalam sambutannya pada penyelenggaraan shalat Idul Adha di Komplek Kampus Bina Widya UR, Jumat (1/9).

Pada penyelenggaraan shalat Ied di Kampus Bina Widya UR ini, Sujianto juga mengajak kepada jamaah shalat Ied untuk dapat selalu mengingat amanah yang dititipkan Allah pada tiap masing-masing individu. “Kembali saya mengajak kepada kita semua agar selalu mengingat akan perlunya ikhlas dalam mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, maupun materi dalam jalan Allah. Mengapa? Karena semua itu merupakan amanah atau titipan dari Allah dan nantinya akan kita pertanggungjawabkan.”

Prof Dr Sujianto MSi memberikan sambutan dalam pelaksanaan shalat idul adha di lingkungan UR

 Prof Dr Sujianto MSi memberikan sambutan dalam pelaksanaan shalat idul adha di lingkungan UR

“Pada kesempatan ini, saya juga menyampaikan selamat hari raya Idul Adha. Semoga ibadah yang telah kita laksanakan pada hari ini dapat diijabah oleh Allah SWT. Begitu pula saat kita dalam melaksanakan tugas pendidikan, pengabdian, dan penelitian yang merupakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang kita lakukan dengan ikhlas karena Allah SWT,” jelas Sujianto.

Pada Pelaksanaan shalat Idul Adha di Kampus Bina Widya UR ini, yang bertindak sebagai khatib adalah Ustadz Dr H Rojja Pebrian LC MA, dari Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Riau. Khatib menyampaikan tauladan yang dapat diambil dari hikmah kisah nabi Ibrahim dan Ismail.

“Kita tidak boleh mengagungkan apapun didunia ini kecuali hanya mengangungkan Allah SWT. Apalagi kita memuja-muja sesuatu yang besar maupun kecil. Terlebih lagi mengkultus sesama manusia. Jika kita berlaku demikian, maka pasti kita tidak akan mendapat pancaran dari maha agung Allah SWT. Hanya Allah-lah  yang wajib kita sembah dan kita agungkan. Mengangungkan Allah adalah dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Siapa saja yang menbesarkan siar Allah, maka Allah akan memberikan rahmat kepadanya,” jelas Rojja.

khatib adalah Ustadz Dr H Rojja Pebrian LC MA memberikan ceramah dalam pelaksanaan shalat idul adha di lingkungan R

 khatib adalah Ustadz Dr H Rojja Pebrian LC MA memberikan ceramah dalam pelaksanaan shalat idul adha di lingkungan R

“Selanjutnya kita tidak boleh besar kepala apalagi sombong. Jika menyombongkan diri dihadapan manusia, maka perbuatan itu merupakan wujud dari ingkar atau tidak mau melaksanakan apa yang diperintah Allah. Perbanyaklah takbir, karena takbir adalah bentuk dari pengakuan kita kepada Allah dalam hati kita. Apabila kita ikrarkan dengan lisan, diyakini dalam hati, serta dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, maka Allah akan memberikan pancaran rahmatnya kepada kita,” terang Khatib.

“Jika kita melihat riwayat kisah nabi Ibrahim dan Ismail, adalah merupakan wujud dari bentuk mengagungkan Allah. Dimana suatu ketika nabi Ibrahim bahkan harus ikhlas dan tabah meninggalkan anak istrinya ditempat yang tidak layak ditempatkan manusia. Apalagi disaat mereka diperintahkan untuk mengorbankan anaknya sebagai bukti patuh akan perintah Allah. Namun mereka percaya dan yakin bahwa Allah tidak akan menyianyiakan mereka,” jelas Rojja di hadapan jamaah shalat Idul Adha di lingkungan UR.

Begitu pula contoh-contoh bukti manusia taat akan perintah Allah. “Apakah ketika kumandang azan akan langsung kita tergerak untuk shalat berjamaah di mesjid? Apakah panggilan allah atau panggilan pekerjaan yang akan kita dahulukan? Apakah kita masih akan melanjutkan aktifitas kita atau langsung menuju panggilan Allah, apalagi panggilan Allah lainnya seperti sadaqah, sosial, orang tua, dan sebagainya? Oleh sebab itulah, sebagai hamba Allah kita musti mengikuti semua perintah dan larangan Allah,” jelas Rojja.

Panitia pelaksana shalat idul adha di lingkungan UR

Panitia pelaksana shalat idul adha di lingkungan UR

Pada pelaksanaan Shalat Ied di Kampus Bina Widya UR, yang bertindak selaku imam shalat yaitu Iskandar Maulana SE, dan diikuti oleh seluruh jamaah yang terdiri dari unsur pimpinan, dosen, pegawai, karyawan, mahasiswa, maupun masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar Kampus Universitas Riau.

Pada kesempatan lain, Azhar Kasmy SH, selaku Ketua Kegiatan Idul Adha di lingkungan UR, menyampaikan pada Minggu 3 September 2017, UR juga akan menggelar kegiatan penyembelihan hewan qurban dalam rangka Peringatan Hari Raya Idul Adha pada tanggal 12 Dzulhijjah 1438 Hijriyah, pada pukul 7.30 WIB di halaman Masjid Arfaunnas Komplek Kampus Bina Widya UR Simpang Panam Pekanbaru.

“Tahun ini, ada sebanyak 42 orang peserta qurban yang telah mendaftar ke panitia. Dari jumlah peserta ini, maka diperoleh sebanyak enam ekor hewan qurban yang telah tersedia untuk kebutuhan qurban. Daging qurban ini, akan kita distribusikan kepada peserta qurban, civitas akademika, serta warga sekitar yang dinilai berhak menerima. “Kita telah membuatkan daftar penerima daging qurban ini,  dan penerima daging ini juga dibekali dengan kupon sebagai alat untuk menukarkan daging qurban nantinya,” ungkap Azhar. (tim pemberitaan UR). ***