unri.ac.id Universitas Riau (UNRI) bersama Tanoto Foundation dan sejumlah mitra pendidikan di Riau turut aktif dalam memperhatikan peningkatan kualitas pendidikan calon guru melalui program yang lebih menekankan pada praktik.
Sekitar 140 dosen dari sejumlah kampus termasuk UNRI sebagai pencetak calon guru telah mendapatkan manfaat dari adanya Program “PINTAR”. Sejak diluncurkan pada 28 September 2018, Program PINTAR Tanoto Foundation di Provinsi Riau telah melatih dan mendampingi 99 sekolah dan madrasah mitra, serta 728 sekolah dan madrasah telah melakukan diseminasi untuk menyediakan pembelajaran berkualitas bagi 42.000 siswa yang tersebar di 4 kabupaten-kota mitra, seperti Pekanbaru, Siak, Dumai, dan Bengkalis.
Lebih dari 5.600 guru, kepala sekolah, pengawas, dan komite sekolah dilatih untuk menerapkan praktik-praktik baik dalam pembelajaran aktif, manajemen berbasis sekolah, dan budaya baca.
Pada 15 Desember 2020, Tanoto Foundation bersama mitra kampus dan Pemerintah Provinsi Riau menggelar unjuk karya praktik baik Program PINTAR yang dilakukan secara virtual. Siswa, guru, kepala sekolah, dan mahasiswa calon guru mendemonstrasikan dampak perubahan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang terjadi di masa pandemi, terutama setelah sekolah, madrasah, dan kampus mereka mendapatkan pelatihan dan pendampingan dari Program PINTAR.
Gubernur Riau yang diwakili oleh Asisten 1 Pemerintah Provinsi Riau, Jenri Salmon Ginting terkesan melihat para siswa yang percaya diri mempresentasikan hasil karya pembelajaran selama pembelajaran jarak jauh.
“Saya melihat sendiri anak-anak kita yang biasanya takut menjawab pertanyaan dari orang dewasa, justru saat ini percaya diri dan mampu mempresentasikan dengan baik hasil belajarnya. Hal ini merupakan lompatan besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Provinsi Riau,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Jenri berkesempatan berdialog dengan sejumlah siswa yang mempresentasikan praktik baik hasil karya pembelajarannya. Seperti yang ditampilkan Rafa Al-Irsyad Yusuf, siswa kelas VI MI Muhammadiyah 1 Pekanbaru. Dia menunjukkan pemanfaatan aplikasi pembelajaran (learning apps) untuk belajar peta ibu kota provinsi.
“Saya diminta guru memanfaatkan learning apps, untuk belajar peta Indonesia. Kami memasangkan PIN pada peta buta menggunakan learning apps dan membuat pertanyaan terkait PIN yang dimasukkan dalam peta. Saya membagikan linknya ke teman-teman untuk bermain bersama menjawab pertanyaan berdasar PIN yang mereka klik,” kata Rafa yang mengaku pembelajaran aktif ini bisa menghilangkan kejenuhan belajar dari rumah.
Jamaluddin, siswa kelas VII SMPN 4 Sungai Apit Siak, menampilkan laporan hasil karyanya belajar himpunan yang dilakukan secara daring, luring, dan tatap muka terbatas bersama gurunya. Jamal yang tinggal di pedesaan Sungat Apit, kalau ingin mengikuti pembelajaran daring harus berpindah ke rumah neneknya yang jaraknya lumayan jauh dari rumahnya.
Saat belajar daring menggunakan Zoom, dia bisa menemukan ciri-ciri yang sama sehingga dikategorikan himpunan. “Contoh himpunan yang ada di rumah, yaitu himpunan peralatan dapur yang dimulai dari huruf P, seperti pisau, piring, panci, dan pemanggang. Himpunan adalah objek yang memiliki ciri-ciri yang sama dan jelas. Konsep himpunan ini juga bisa dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari,” kata Jamal.
Direktur External Affair Tanoto Foundation, Ari Gudadi menyebut penyebaran praktik-praktik baik pendidikan adalah kunci pemerataan kualitas pendidikan. Seperti praktik baik pembelajaran yang ditampilkan oleh siswa, guru, kepala sekolah, dan mahasiswa calon guru pad acara unjuk karya praktik baik di Provinsi Riau ini.
“Tanoto Foundation merupakan katalisator. Kami mengawali pengembangan program, pemerintah daerah yang mendesiminasikan untuk mencapai tujuan bersama sebagai satu tim Indonesia, yaitu anak-anak bisa menjadi pintar dan dapat bersaing di dunia global,” ujar Ari. (wendi. rls. foto: ist) ***