Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia Bangkit Lebih Kuat

unrinews. Mewujudkan masyarakat mandiri pasca pandemi, Kementerian Kesehatan menyampaikan tiga tugas melalui amanat Presiden, pertama vaksinasi secepat mungkin, kedua mengatasi pandemi, dan ketiga transformasi sistem kesehatan indinesia.

Hal ini disampaikan Direktur Jenderal (Dirjen) Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Maria Endang Sumiwi MPH melalui zoom meeting pada kegiatan Seminar Nasional Pemberdayaan Masyarakat (SNPM) Ke-4 Tahun 2022. Rabu, (9/11/2022) secara hybird yang di taja Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau (LPPM-UNRI) di Hotel Pangeran Pekanbaru.

Transformasi sistem kesehatan indonesia atau bangkit lebih kuat karena setelah pandemi, Kemenkes membangun sebuah sistem yang lebih kuat. Dalam hal ini Kemenkes berkomitmen untuk melakukan transformasi sistem kesehatan.

“Transformasi sistem kesehatan menjadi prioritas Kementerian Kesehatan melalui hal ini membutuhkan partisipasi dari seluruh komponen bangsa baik itu pemerintah, swasta maupun pendidikan tinggi untuk bisa membantu melancarkan keenam pilar transformasi sistem kesehatan,” ujarnya.

Transformasi kesehatan tersebut ujarnya, menjelaskan antara lain Pertama, transformasi layanan kesehatan primer. Menkes menyebutkan akan menata ulang layanan kesehatan primer yang ada karena belum mampu melayani seluruh penduduk Indonesia.

“Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di tanah air, Menkes akan memperkuat dan memperluas layanan kesehatan Posyandu. Posyandu akan dibuat lebih fokus pada upaya promotif preventif seperti skrining dan surveilans, sasarannya juga akan diperluas bukan hanya ibu dan anak tetapi semua siklus hidup mulai dari bayi hingga lansia,” terangnya.

“Selain posyandu, Kemenkes juga akan menata ulang laboratorium kesehatan masyarakat di seluruh Indonesia. Saat ini jumlah lab yang dapat melakukan diagnosis masih terbatas, ke depan seluruh provinsi di Indonesia ditargetkan memiliki laboratorium pemeriksa PCR. Bahkan di level Puskemas dan Posyandu juga memiliki alat diagnostik untuk mendiagnosa berbagai penyakit dengan cepat,” jelas Maria.

Kedua jelas Maria, transformasi layanan rujukan, Kemenkes mengatakan jumlah fasyankes yang mampu melayani 4 penyakit penyebab kematian sekaligus pembiayaan tertinggi di Indonesia yakni jantung, stroke, kanker, dan ginjal masih sangat terbatas.

Pihaknya mengungkapkan untuk layanan penyakit jantung, saat ini belum banyak Kabupaten/kota yang mampu melakukan pemasangan ring jantung. Melalui transformasi ini, seluruh daerah ditargetkan bisa melakukan layanan kesehatan untuk keempat penyakit tersebut.

Ketiga, sistem ketahanan nasional. Pada pilar ini, Menkes memastikan seluruh obat, vaksin dan alat diagnostik di produksi dalam negeri. Dalam hal ini, Kemenkes juga akan membangun sistem tenaga kesehatan cadangan dengan melibatkan Pramuka, Poltekkes dan fakultas kedokteran. Mereka akan dilatih, dibina dan dibekali pengetahuan terkait bidang kesehatan, sehingga apabila sewaktu-waktu dibutuhkan saat bencana ataupun keadaan darurat lainnya sudah siap, tuturnya.

Lebih lanjut, keempat, transformasi sistem pembiayaan. Seluruh anggaran dinas kesehatan akan mulai dirapikan agar tidak terjadi tumpang tindih. Kementerian Kesehatan telah berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri untuk membantu mengakomodir daerah dalam melakukan transformasi ini. kelima, transformasi Sumber Daya Manusia. Pada transformasi ini, Kemenkes akan fokus menambah jumlah dokter. Menurut Menkes jumlah dokter maupun dokter spesialis di Indonesia masih kurang.

Keenam, transformasi teknologi kesehatan. Kemenkes telah menyiapkan satu platform kesehatan yang digunakan untuk merekam catatan medis pasien secara digital. Rekam medis ini formatnya sama baik di apotik, lab maupun rumah sakit.

Melalui platform ini, pasien tidak perlu membawa berkas fisik saat dirujuk ke RS lainnya. Semua data kesehatan pasien telah terintegrasi di PeduliLindungi dan bisa dicek secara berkala, tutupnya. (wendi. ed: rion. foto. m. rizki. januardi) ***

Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia Bangkit Lebih Kuat (Sumber: HUMAS Universitas Riau)
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia Bangkit Lebih Kuat (Sumber: HUMAS Universitas Riau)
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia Bangkit Lebih Kuat (Sumber: HUMAS Universitas Riau)
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia Bangkit Lebih Kuat (Sumber: HUMAS Universitas Riau)
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia Bangkit Lebih Kuat (Sumber: HUMAS Universitas Riau)
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia Bangkit Lebih Kuat (Sumber: HUMAS Universitas Riau)
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia Bangkit Lebih Kuat (Sumber: HUMAS Universitas Riau)
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia Bangkit Lebih Kuat (Sumber: HUMAS Universitas Riau)
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia Bangkit Lebih Kuat (Sumber: HUMAS Universitas Riau)
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia Bangkit Lebih Kuat (Sumber: HUMAS Universitas Riau)
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia Bangkit Lebih Kuat (Sumber: HUMAS Universitas Riau)
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia Bangkit Lebih Kuat (Sumber: HUMAS Universitas Riau)
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia Bangkit Lebih Kuat (Sumber: HUMAS Universitas Riau)
Transformasi Sistem Kesehatan Indonesia Bangkit Lebih Kuat (Sumber: HUMAS Universitas Riau)