Tiga Syarat Memperbaiki Karakter Kita

unri.ac.id “Mengapa kita tergoda bujuk rayuan setan? Dalam diri kita terdapat dua kekuatan yang diberikan Allah SWT. Kekuatan itu adalah potensi buruk dan potensi baik. Kekuatan inilah yang yang sering di dalam diri kita terdapat konflik kejiwaan apabila kita tidak bisa mengendalikannya. Persoalannya, bagaimana kita mengendalikannya. Caranya adalah dengan memperkuat taqwa untuk menjauhi perbuatan buruk yang ada pada kita.”

 Demikian yang disampaikan ustad Lailatul Qadar dalam tausiyah zuhur di Mushalla As-Siraj komplek gedung Rektorat UR, Selasa (30/5). “Imam Al Ghazali mengatakan dalam diri kita terdapat seperti dua kamar, yakni taqwa dan pujur. Yang menjadi penentu dalam menguasai kamar tersebut adalah dengan berusaha memperkuat karakter kita untuk merebut menguasai kamar yang dominan.”

 Ustad Lailatul Qadar, menjelaskan pendidikan karakter kita pada hakikatnya adalah bagaimana karakter kita bisa takhluk kepada taqwa. “Bagaimana memperkuat takwa? Pertama, menuntut ilmu. Yakni ilmu untuk memberdayakan taqwa. Dengan meluruskan niat belajar dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah.”

 “Kedua, menggunakan indera kepada yang baik. Karena indera yang ada pada kita adalah merupakan jendela jiwa. Kalau kita buka indera kita ke hal yang buruk maka ibarat udara beracun yang ada diluar jendela kita maka akan masuk dan bisa mematikan orang yang di dalamnya. Tapj kalau ada udara yang segar di luar jendela kita, maka yang masuk juga akan menyejukkan,” terang Lailatul.

 “Ketiga, beribadah kepada Allah SWT. Banyak orang yang ahli ibadah tapi kenapa masih banyak berbuat jahat? Karena itulah, ibadah harus dengan menghayati bukan hanya sekedar ibadah formal. Ada perasaan tunduk dan rendah dihadapan Allah,” jelas Lailatul.

 Kegiatan tausyiah di lingkungan UR ini adalah agenda rutin UR sepanjang bulan Ramadan. Pada Ramadan 1438 Hijiryah 2017 Masehi ini, tema Amaliyah Ramadan UR adalah “Terapkan nilai-nilai puasa Ramadan dalam setiap aktifitas kerja untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT.”

 Ustad dalam akhir tausyiahnya menyimpulkan agar kita senantiasa memandang setiap masalah dunia harus melihat keadaan orang yang paling bawah, agar kita banyak bersyukur.

Selain itu, terkait masalah akhirat, pandanglah pada oraang yang paling atas, agar kita dapat lebih memperbanyak ibadah dan melaksanakannya, tutup Lailatul Qadar. (rabit) ***