unrinews. “Laboratorium merupakan unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan atau produksi dalam skala terbatas, dengan menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan atau pengabdian kepada masyarakat.”
Demikian penjelasan Prof Dr Zulkarnain MM Ketua Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Universitas Riau (LPPMP-UNRI) selaku narasumber pada kegiatan Workshop yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Pengelola Laboratorium Pendidikan Indonesia (PPLPI), Kamis (8/9/2022) di Jakarta Convention Center (JCC).
“Berkaitan dengan Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim, menyebutkan bentuk dari “Kemerdekaan Belajar” itu adalah memberi kebebasan dan otonomi kepada lembaga pendidikan, dan merdeka dari birokrasi yang berbelit serta mahasiswa diberikan kebebasan untuk memilih bidang yang mereka sukai,” ujar Zulkarnain.
“Oleh karena itu, ada empat hal yang berkenaan Program MBKM ini, yaitu Pembukaan Program Studi, Sistem Akreditasi Perguruan Tinggi, Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum, dan Hak belajar 3 semester di luar program Studi. Hak belajar 3 semester ini akan berada dalam lingkup magang maupun laboratorium. Berkaitan dengan laboratorium, maka akan berkaitan erat pula dengan manajemen laboratarium. Karena laboratorium adalah penunjang tujuan pendidikan, maka diperlukan Total Quality Manajemen (TQM) yang diartikan sebagai tata laksana secara keseluruhan untuk mendapatkan hasil yang maksimal sebuah laboratorium,” terang Guru Besar Bidang Manajemen ini menerangkan.
“Satu diantara unsur terkait dengan Laboratorium adalah Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP). PLP harus memahami Total Quality Control (TQC) dalam mengawal Lembaga Pendidikan, begitu pula dengan memberdayakan bahan dan alat semaksimal mungkin sehingga menghasilkan
output yang optimal, serta mampu mengelola limbah laboratorium,” jelas Zulkarnain.
“PLP merupakan Jabatan fungsional tertentu yang bertugas untuk melaksanakan pengelolaan laboratorium pendidikan meliputi perencanaan, pengoperasian, pengevaluasian, pengembangan, pengembangan profesi, dan penunjang. Karenanya, untuk menciptakan PLP yang profesional maka komitmen pimpinan perguruan tinggi menjadi hal yang paling urgen dalam konteks menciptakan pegawai fungsional yang berkompeten dan profesional,” terang Zulkarnain kepada peserta kegiatan yang terdiri dari unsur Kepala Laboratorium di Perguruan Tinggi, unsur dari Instansi Pemerintah seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan, maupun Kementerian Kesehatan, dan undangan lainnya.
Lebih lanjut, Ketua LPPMP UNRI ini, menyampaikan bentuk dari pengembangan PLP, di antaranya adalah mengikuti workshop untuk meningkatkan pengetahuan PLP tentang pengelolaan laboratorium pendidikan, memberikan kesempatan PLP dalam mengikuti training untuk meningkatkan skil dan kompetensi, selanjutnya menyediakan fasilitas pendanaan riset sebagai stimulus bagi PLP untuk penelitian pengembangan laboratorium, serta mengembangkan Karya Ilmiah sebagai output dari penelitian pengembangan profesi PLP.
“Oleh karena itu, ada 3 aspek yang musti diperhatikan dalam pengembangan dalam pengelolaan Laboratorium ini, yaitu aspek pimpinan yang berkaitan dengan Kebijakan terhadap laboratorium sebagai sarana riset, terutama dalam hal pendanaan untuk peralatan dan pengembangan SDM laboratorium, aspek laboratorium meliputi pembenahan yang berkelanjutan terhadap fasilitas laboratorium, SDM laboratorium, akreditasi laboratorium, manajemen laboratorium, dan aspek PLP yang meliputi pengembangan diri dengan terus meng-update pengetahuan terkait pengelolaan laboratorium pendidikan,” terang Zulkarnain.
Workshop ini memiliki tema “Total Quality Control and Management in Laboratory” untuk memotivasi laboran menjalankan fungsinya di laboratorium, disamping memberikan masukan PT dan laboratorium yang dikelola oleh pemerintah dan swasta, sehingga diharapkan agar Perguruan Tinggi, dapat memaksimalkan fungsi laboratorium baik SDM maupun sarana prasarana, meningkatkan networking antar pengelola laboratorium, perusahaan alat-alat laboratorium, BUMN, pemerintah, dan sebagainya. (wendi. ed: rion. foto: ist) ***