unri.ac.id Pekanbaru (17/03/21). Menyikapi informasi yang beredar di media massa beberapa hari yang lalu tentang adanya klaster di Universitas Riau, Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, yang diwakili oleh Puskesmas Simpang Baru dan Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Seksi Surveilance dan Imunisasi, melakukan penelusuran ke Universitas Riau pada hari Selasa pagi, 16 Maret 2021 Jam 10.00-12.00 WIB.
Tim Dinas Kesehatan Kesehatan Pekanbaru yang dipimpin oleh Kepala Puskesmas Simpang Baru Panam, dr Uvirda, MKM bersama tim diterima langsung oleh Ketua Satgas Siaga Bencana Universitas Riau, Prof Dr Iwantono M Phil beserta tim di Gedung Fakultas Kedokteran UNRI. Setelah dijelaskan tentang kesiapan UNRI dan data-data terkonfirmasi positif Covid-19 di lingkungan UNRI disimpulkan bahwa tidak terdapat klaster di lingkugan UNRI.
“Kami menyambut baik kedatangan Tim Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, ini kesempatan kami untuk menjelaskan data-data dan upaya-upaya yang telah kami lakukan dalam menerapkan protokol kesehatan, guna memutus rantai penularan Covid-19 dan tentunya mencegah munculnya klaster di UNRI,” Ujar Iwantono yang juga adalah Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UNRI.
dr Suyanto MPH PhD, ketua bidang pengendalian, pencegahan dan edukasi Covid-19 Satgas UNRI menjelaskan data-data terkonfimasi Covid positif di UNRI.
“Dari pengamatan yang saya lakukan, memang terdapat beberapa kasus positif Covid-19 yang terdeteksi di UNRI secara sporadis, umumnya kasus yang ada tidak berhubungan langsung satu dengan lainnya. Definisi klaster adalah jika ditemukannya sekumpulan kasus infeksi terkonfirmsi yang saling berhubungan pada waktu dan lokasi kejadian yang sama,” tegas Suyanto, yang juga membantu aspek epidemiologis pada Tim Satgas Covid-19 Provinsi Riau dan Kota Pekanbaru.
Prof Dr dr Dedi Afandi DFM SpFM(K), selaku juru bicara satgas UNRI yang juga merupakan Dekan Fakultas Kedokteran UNRI, menjelaskan lebih rinci data-data dari fakultas dan unit di lingkungan UNRI.
“Jadi yang terjadi di UNRI adalah kasus terkonfirmasi positif ditempat yang berbeda dan waktu yang berbeda, dimana terdapat 10 fakultas dan 1 program pascasarjana di UNRI yang tersebar di beberapa lokasi. Sebagai contoh kasus di Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Unit Rektorat. Kebetulan penyintas Covid-19 adalah pasangan suami istri, namun di unit masing-masing tidak terjadi penularan, jadi hal tersebut tidak dapat dikatakan klaster UNRI, kalau kluster keluarga, bisa jadi,” beber Dedi secara friendly.
“Jika terjadi kasus terkofirmasi positif, kami juga sudah memiliki mekanisme tracing dengan kemampuan sumberdaya Rumah Sakit UNRI yang kita miliki” imbuh dr Zulharman MMed Ed.
Dr Arifudin SP MP, selaku sekretaris Satgas UNRI juga menjelaskan secara rinci tentang persiapan dan pelaksanaan KBM Hybrid di UNRI. “Jadi UNRI merupakan kampus di Provinsi Riu yang pertama kali mempersiapkan pelaksanaan KBM Hybrid dengan menerbitkan buku panduan KBM Hybrid dan telah berkoordinasi dengan Satgas Provinsi Riau dan Satgas Kota Pekanbaru,” papar Arif.
Setelah mendapatkan data dan penjelasan dari Tim Satgas UNRI, Tim dari Dinas Kesehatan dan Tim Satgas UNRI menyimpulkan bahwa yang terjadi di UNRI bukan klaster, tapi hanya kasus covid 19 yang terjadi secara sporadis. Selain itu, semua sepakat bahwa perlunya kerjasama yang intens dari semua pihak, terutama dari kalangan kampus dan Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru akan kewaspadaan kemungkinan terjadinya klaster terutama pada kegiatan yang melibatkan peserta yang banyak.
“Dengan penjelasan dari Tim Satgas UNRI tadi, maka kami akan melaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Drs H Mohd Noer MBS SH MSi MH, bahwa tidak terdapat Klaster baru di Unri,” tutup Uvirda. (rls. foto: ist) ***