Dampak Inflasi dan Nilai Tukar yang Tidak Stabil

unri.ac.id Bank Indonesia (BI) merupakan bank sentral yang tugasnya mengelola perekonomian Indonesia melalui pengendalian inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Dengan inflansi rendah dan nilai tukar yang stabil maka pembangunan ekonomi dapat dilakukan secara berkesinambungan, hal ini di sampaikan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara saat memberikan kuliah umum kepada seluruh mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Riau (UR), Jumat (9/6) di Gedung Sutan Balia Komplek Kampus FISIP UR.

IMG_7476
Sumber : HuMas Universitas Riau

“Tugas dan fungsi BI, diantaranya adalah bekerjasama dengan bank, mengedarkan, dan menarik uang lusuh untuk digantikan dengan uang yang cetakannya lebih bagus. Tugas dan fungsi ini merupakan hal yang sederhana yang bisa dilakukan oleh masyarakat,” jelas Mirza kepada mahasiswa UR.

Lebih lanjut, Mirza, menjelaskan sesuai dengan tema kuliah umum “Peran Strategis Bank Indonesia dalam Menjaga Stabilitas Nilai Rupiah dan Perkembangan Ekonomi yang Berkelanjutan”, BI  juga memiliki tugas dalam mengatur kebijakan moneter. Kebijakan ini mengatur stabilitas dan pengendalian inflasi atau kenaikan harga.

“Kestabilan nilai mata uang, baik dalam arti inflasi maupun nilai tukar, sangat penting untuk mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Nilai uang yang stabil dapat menumbuhkan kepercayaan masyarakat dan dunia usaha dalam melakukan berbagai aktivitas ekonominya, baik konsumsi maupun investasi, sehingga perekonomian nasional dapat bergairah,” Terang Mirza.

IMG_7468

Sumber : HuMas Universitas Riau

Lebih dari itu, Mirza juga menjelaskan, inflasi yang terkendali dan rendah dapat mendukung terpeliharanya daya beli masyarakat, khususnya yang berpendapatan tetap seperti Pegawai Negeri, baik sipil maupun militer maupun masyarakat kecil. Bagi golongan masyarakat ini, yang umumnya mencakup sebagian besar penduduk, harga-harga yang terus melambung tinggi menyebabkan kemampuan daya beli untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari akan semakin rendah.

“Inflasi dan nilai tukar yang tidak stabil akan mempersulit dunia usaha dalam perencanaan kegiatan bisnis, baik dalam kegiatan produksi dan investasi maupun dalam penentuan harga barang dan jasa yang diproduksinya. Betapa pentingnya mencapai dan menjaga laju inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil tersebut,” tutup Mirza.

Pada kesempatan itu, Rektor Universitas Riau, Prof Dr Ir Aras Mulyadi DEA dalam sambutannya berharap agar kegiatan kuliah umum dengan tema tentang bidang ekonomi ini, mampu memberi gambaran tentang perekonomian global, sehingga mampu mempersiapkan generasi yang handal dalam menghadapi tantangan global.

IMG_7455

Sumber : HuMas Universitas Riau

“Saat ini Indonesia telah memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Oleh karena itu, melalui momentum ini, peserta yang saat ini hadir hendaknya dapat menambah wawasan tentang bidang ekonomi nasional, serta mampu memberi gambaran tentang perekonomian global, sehingga mampu mempersiapkan generasi yang handal dalam menghadapi tantangan global,” harap Aras.

Pada kegiatan kuliah umum ini, Rektor UR beserta Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, memberikan Beasiswa kepada mahasiswa dan penyerahan bahan baca untuk kedua universitas secara simbolis.

Turut hadir pada kuliah umum ini, yaitu Dekan FISIP UR, Dekan Fakultas Ekonomi UR, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) SUSKA Riau, serta mahasiswa UR dan mahasiswa UIN SUSKA Riau. (wendi) ***