University of Riau Implement the Tafsir of Quran

www.unri.ac.id – Al-Quran adalah satu-satunya kitab yang tidak pernah lapuk dimakan zaman. Tidak hanya pedoman bagi umat Islam, Al- Quran juga sebagai petunjuk dan peringatan bagi seluruh umat manusia, pemisah dari yang baik dan buruk, obat dari penyakit hati, serta penjelas dari segala sesatu.

Namun Al-Quran tidak akan memberikan manfaat jika hanya digunakan sebagai pajangan di dalam lemari. Untuk itu, Al-Quran perlu dibaca, dipelajari, dan diamalkan isinya. Menafsirkan al-Qur’an tidaklah semudah menafsirkan buku-buku lainnya. Dalam menafsirkan al-Qur’an banyak kaidah dan syarat-syarat yang harus depenuhi oleh seorang Mufassir.

Maka dari itu, perlu pembelajaran khusus untuk memahami Kitab Suci Umat Islam ini. Seperti yang dilakukan oleh Karyawan dan Pegawai di lingkungan Rektorat Universitas Riau ini. Dua kali dalam sebulan selenggarakan Wirid Pengajian Program Motivasi Kerja Berbasis Keagamaan, minggu pertama membahas agama secara umum, sementara minggu ke empat khusus untuk mempelajari tafsir Al-Quran.

ceramah jumat1
Tajudin LC MA, Ustadz tengah menafsirkan Surat Al-Falaq dihadapan para civitas UR (foto: Humas UR)

 
ceramah jumat2
Ustadz juga mengajak para peserta yang hadir untuk belajar tafsir Al-Quran (foto: Humas UR)

 

Seperti pada minggu ke empat bulan Januari ini, Jumat (30/1), Tajudin LC MA, Ustadz yang menjadi Mufassir ini menafsirkan Surat Al-Falaq diahadapan peserta yang hadir. Surat ini pada intinya untuk meminta perlindungan (isti’adzah) yang dapat menghilangkan marabahaya dan kejelekan yang tidak akan ada yang mampu melakukannya selain Allah SWT.

Pada kesempatan itu, Tajudin juga mengajak untuk selalu bertawakkal pada Allah SWT, yaitu menyerahkan segala urusan kepada Allah Ta’ala. Membaca dzikir-dzikir yang dapat membentengi dan menjaga dari segala macam kejelekan. “Pada dasarnya manusia dapat terkena sihir dan berbagai kejelekan lainnya dikarenakan lalai dari dzikir-dzikir. Ingatlah bahwa bacaan dzikir merupakan benteng yang paling kokoh,” Jelasnya.***(Mukmin-Humas UR/ Hizra- TIK UR)

 

www.unri.ac.id – Al-Quran is the only holy bible that never rotted times. Not only guidelines for Moslems, the Quran also as a guide and warning to all mankind, separation of good and bad, the medicine for heart disease, as well as explanatory of all anything rubbing.

But Al-Quran will not benefit if only used as a display on the table. The Quran should be read, studied, and practiced it. Interpreting the Qur’an is not as easy to interpret other book. In interpreting the Qur’an many rules and requirements that must be Loaded by a mufassir.

Therefore, special learning needs to understand this scripture Moslems. As performed by the employee in Riau University particularly in Rectorate. Twice a month held Religious-Based Work Motivation Program, the first week to discuss religion in general, while the fourth week specifically to study the Qur’anic commentary.

ceramah jumat1
Tajudin LC MA was interpreted the Quran infront of the attendees (photo by: PR UR)

 
ceramah jumat2
Ustadz was also ask the attendees to learn the Quran (photo by: PR UR)

 

As in the fourth week of January, Friday (30/1), Tajudin LC MA, Ustadz who became this mufassir interpret Surah Al-Falaq infront of attendees. The core of this letter to ask for protection (isti’adzah) which can eliminate the distress and ugliness that nothing will be able to do other than Allah.

On that occasion, Tajudin also invited to always trust in God, which is handed over all affairs to Allah Ta’ala. Read dhikr that can fortify and maintain of all kinds of evil. “Basically, humans can be exposed to magic and a variety of other ugliness due to neglect of dhikrs. Remember that reading dhikr is the most solid fortress, “he explained.***(Mukmin-Humas UR/ Hizra- TIK UR)