unri.ac.id. Kamis (2/6), Desa Sungai Tohor, Kecamatan Tebing Tinggi Timur, Kabupaten Kepulauan Meranti, Propinsi Riau, mengadakan diskusi dan temu ramah dengan Badan Restorasi Gambut Republik Indonesia (BRG RI) dan peneliti Universitas Riau (UR) dan Jepang.
“Di Desa Sungai Tohor ini, kita mengadakan diskusi membahas tentang potensi kawasan gambut dan budidaya sagu, serta berbagai masalah gambut dan sagu dibahas oleh masyarakat dan para peneliti,” ujar Dr Haris Gunawan, Deputi IV bidang Penelitian dan Pengembangan BRG RI, yang juga Dosen Universitas Riau dalam kegiatan pendampingan peneliti dari Perguruan Tinggi yang ada di Indonesia dan Jepang.
“Masyarakat sangat bangga dari manfaat sagu, dan ini merupakan budidaya turun menurun untuk meningkatkan kualitas ekonomi, berbgai masukan dan pendapat di peroleh,” jelas Haris.
Helfandi SE MSi, Camat Tebing Tinggi Timur, dalam memberikan sambutannya pada pertemuan itu, menyampaikan terimakasih kepada BRG RI, UR, dan peneliti yang berasal dari negera Jepang yang telah serius dalam memperhatikan persoalan gambut. “Permasalahan terkait dampak dari adanya pembakaran dan persoalan gambut lainnya yang pernah terjadi di daerah Riau, merupakan masalah serius yang harus diselesaikan bersama, apalagi telah menjadi permasalahan Nasional,” ungkap Helfandi.
“Desa Sungai Tohor telah dicanangkan sebagai lokasi penempatan Laboratorium Internasional Restorasi Gambut pertama di dunia. Kami selaku masyarakat menyambut dengan sangat antusias karena kepercayaan pada daerah ini untuk pengembangan penelitian. Banyak kegiatan yang akan dilaksanakan dan dikembangkan di desa ini,” tambah Helfandi.
Acara ini dihadiri Camat dan Kepala Desa dari sebanyak sepuluh desa yang ada di Kecamatan Tebing Tinggi Timur, Kabupaten Meranti, Propinsi Riau. (wendi/rabit/nurfatihayati) ***