Cagar Budaya Masuk Kampus

Unrinews. Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Riau (FT Unri) bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IV menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Cagar Budaya Masuk Kampus”, yang berlangsung di Aula Dekanat, Fakultas Teknik, Universitas Riau. Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari seratus mahasiswa dari berbagai angkatan dengan antusiasme yang tinggi. Program “Cagar Budaya Masuk Kampus” merupakan inisiatif Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IV sebagai upaya memperkenalkan dan meningkatkan kesadaran generasi muda terhadap pentingnya pelestarian cagar budaya. Melalui kegiatan ini, mahasiswa diajak untuk memahami nilai-nilai sejarah, arsitektur, dan kebudayaan lokal yang menjadi identitas bangsa.

Acara dimulai pada pukul 08.30 WIB dengan pembukaan oleh MC, Doksa Safira Tarigan, S Arsl MSi. Seluruh peserta bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya, yang kemudian disusul dengan sambutan dari Azwar Sutihat sebagai perwakilan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IV, yang menekankan pentingnya kolaborasi antara lembaga pendidikan dan instansi kebudayaan dalam upaya pelestarian warisan budaya. Sambutan berikutnya disampaikan oleh Dekan Fakultas Teknik Universitas Riau, Prof Dr Ahmad Fadli ST MT yang sekaligus membuka kegiatan secara resmi. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi atas kepercayaan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IV kepada Universitas Riau sebagai mitra pelaksanaan kegiatan, serta menekankan bahwa pelestarian cagar budaya merupakan bagian integral dari keilmuan arsitektur yang berorientasi pada keberlanjutan dan identitas lokal. Dekan Fakultas Teknik dan Perwakilan Balai Pelestarian Kebudayaan IV melaksanakan penendatanganan MoA kerjasama pelestarian kebudayaan dan pendidikan.

Sesi utama kegiatan diisi dengan pemutaran film dokumenter berjudul “Senapelan: Nadi Perdagangan Sumatera Tengah”, yang menggambarkan perjalanan sejarah kawasan Senapelan sebagai pusat perdagangan bersejarah di Riau. Film ini menjadi pintu masuk bagi mahasiswa untuk memahami bagaimana aspek budaya, arsitektur, dan sejarah berpadu dalam membentuk karakter suatu wilayah. Selanjutnya, kegiatan dilanjutkan dengan sesi paparan dan diskusi bersama tiga narasumber, diantaranya Bayu Amde Sejarawan dan Budayawan Riau, Muhammad Fajri dari Dinas Kebudayaan Provinsi Riau, serta Ir Ar Yohannes Firzal, ST MEng PhD IAI IPU yang juga merupakan Dosen Arsitektur Universitas Riau.
Ketiganya memaparkan berbagai perspektif mengenai pentingnya pelestarian cagar budaya, mulai dari pendekatan sejarah dan kebijakan pemerintah hingga penerapan prinsip konservasi dalam desain arsitektur. Diskusi berlangsung interaktif dengan banyak pertanyaan dan pandangan kritis dari mahasiswa. Para peserta tampak antusias menanggapi isu-isu seputar pelestarian bangunan bersejarah di Pekanbaru dan upaya pelibatan masyarakat muda dalam kegiatan kebudayaan.

Acara ditutup pada pukul 12.00 WIB dengan ucapan terima kasih dari panitia pelaksana yang diketuai Muhd. Arief Al Husaini, serta harapan agar kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan di masa mendatang. Melalui program ini, diharapkan mahasiswa semakin memahami bahwa pelestarian cagar budaya bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau ahli sejarah, tetapi juga menjadi bagian dari tanggung jawab moral setiap individu, termasuk kalangan akademisi. Jurusan Arsitektur Universitas Riau berkomitmen untuk terus mendukung kegiatan yang memperkuat nilai-nilai budaya dan memperkaya perspektif keilmuan dalam bidang arsitektur dan perancangan kota.(rilis)***