unri.ac.id. Besok, Kamis 14 Juli 2016, Universitas Riau (UR) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UR melaksanakan kegiatan pengarahan dan penempatan Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) UR tahun 2016 di Gedung Grand Gassing Millenium (GGM) UR. Kegiatan dengan tema “Pengelolaan Lingkungan Hidup Berkelanjutan dalm rangka Pencegahan Kebakaran Lahan dan Hutan Gambut Berbasis Masyarakat” ini bakal dihadiri Gubernur Riau dan Mayor Jenderal Tentara Nasional Indonesia (Mayjen-TNI), Prihadi Agus Irianto.
“Kegiatan pengarahan dan pemberangkatan Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) UR tahun 2016 ini, akan kita kemas kegiatannya dalam bentuk kuliah umum dengan menghadirkan Mayjen TNI, Prihadi Agus Irianto sebagai narasumber,” ungkap Ketua LPPM UR, Prof Dr Almasdi Syahza SE MP, di ruang kerjanya kemarin.
“Pada kegiatan ini, kita juga menghadirkan Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, beserta Komandan Korem, Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI Nurendi MSi, yang nantinya akan menerima nama-nama peserta Kukerta UR dari Rektor UR, Prof Dr Ir Aras Mulyadi DEA. Penyerahan ini merupakan bentuk nyata dari bentuk perhatian dan kaitan pemerintah daerah dengan Universitas Riau dalam memberdayakan mahasiswa dalam mendukung upaya darai pemerintah dalam agenda nasional,” jelas Almasdi.
Lebih lanjut, Almasdi menjelaskan jumlah mahasiswa peserta Kukerta UR Tahun 2016 ini sebanyak 5185 orang mahasiswa, baik dari Kukerta Reguler maupun Kelompok Program Kukerta Kebangsaan. Sementara itu untuk penempatan mahasiswa Kukerta ini akan ditempatkan di 11 Kabupaten/ Kota 411 desa yang ada di Provinsi Riau. “Adapun lokasi penempatan peserta Kukerta kita pada tahun 2016 ini, di antaranya adalah Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Indragiri Hilir, Kabupaten Indragiri Hulu, Kabupaten Kampar, Kabupaten Kepulauan Meranti, Kabupaten Kuantan Singingi, Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Siak, dan Kota Dumai,” jelas Almasdi.
“Pertama, tujuan dari Kukerta ini mahasiswa agar dapat mengimplementasikan ilmu-ilmu yang diperolehnya di Perguruan Tinggi ke masyarakat; kedua, mengembangkan potensi-potensi desa agar lebih maju; dan ketiga, perpanjangan tangan sosialisasi buka lahan tanpa bakar terutama di lahan gambut”, harap Almasdi. (wendi/nurfatihayati) ***