Atasi Persoalan Sosial Melalui Pendidikan

Atasi Persoalan Sosial Melalui Pendidikan (Sumber: HUMAS Universitas Riau)

unrinews. Memasuki abad ke-21, bangsa Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan besar berskala global, sebagian besar tantangan itu muncul dari proses globalisasi dan diperkirakan semakin intensif pada abad mendatang. Globalisasi tidak hanya mendorong terjadinya transformasi peradaban dunia melalui proses modernisasi dan proses informasi, melainkan juga mendorong perubahan-perubahan dalam struktur kehidupan dunia, termasuk Indonesia.

Rektor Universitas Riau (UNRI) Prof Dr Ir Aras Mulyadi DEA pada kegiatan Sidang Terbuka Senat Universitas Riau dalam rangka Wisuda daring Program Pascasarjana ke-51, Program Profesi ke-45, Program Sarjana ke-114, dan Program Diploma ke-55. Kamis (21/7/2022), menyampaikan “Peradaban manusia selalu berkembang sesuai dengan bentuk interaksi, relasi, keterbukaan informasi, serta pengetahuan diantara masyarakat, yang pada akhirnya akan mempengaruhi bagaimana bentuk dan berkembangnya suatu peradaban.”

Lanjut Rektor, belajar dari sejarah masa lalu, dulu pernah terdapat dua peradaban besar, yaitu dari bangsa Mesir Kuno dan Yunani Kuno. Namun saat ini, dua peradaban masa lalu itu tinggal kenangan, karena mereka telah berubah menjadi bangsa yang mengalami kemunduran dalam aspek ekonomi, politik, pendidikan, iptek, sosial maupun budaya.

“Kemunduran ini terjadi diantaranya adalah karena perasaan merasa puas dan terlalu terbuai dengan karya-karya para pendahulunya, sehingga lupa untuk menghasilkan karya-karya yang lebih baik di tengah dinamika kemajuan masyarakat yang terus mengalami perubahan,” ujar Guru Besar Perikanan dan Kelautan UNRI ini.

“Oleh Karenanya, berkaitan dengan hal itu, sebagai sivitas akademika UNRI yang memiliki kompetensi keilmuan, senantiasa dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi masyarakat untuk dapat menghasilkan manfaat yang berkualitas serta bermutu untuk kemajuan Sumber Daya Manusia (SDM), ekonomi, politik, pendidikan, iptek, sosial maupun budaya,” terangnya.

“Memperhatikan kondisi sosial masyarakat yang cenderung heterogen, dinamis, dan kompleks, akan berpotensi terhadap polarisasi masyarakat, sehingga mencermati hal itu, maka perlu dilihat bagaimana kondisi tatanan sosial masyarakat saat ini. Untuk mengantisipasi kondisi tersebut, maka salah satu cara yang paling efektif adalah melalui pendidikan. Sivitas akademik harus menjadi personal yang dapat memupuk kebersamaan dan melestarikan tradisi peradaban, menjunjung tinggi keberagaman serta toleransi dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara,” ujarnya.

Lebih lanjut, Rektor, menyampaikan perlunya wujud pendekatan peran strategis dalam membentuk karakter yang bermartabat. Pertama, “Mental Models”, merupakan pemberian pemahaman, pemikiran atau gambaran secara mendalam mengenai bagaimana dunia bekerja, sehingga mampu menempatkan diri kita dalam tatanan dunia. Kedua, “Shared Vision”, membangun rasa komitmen dalam masyarakat, dengan mengembangkan gambaran bersama tentang masa depan yang akan diwujudkan secara bersama. Ketiga, “Team learning”, mentransformasikan serta mensinergikan setiap keahlian berfikir pada berbagai bidang kelimuan serta menjadikan masyarakat sebagai objek dalam pengembangan ilmu agar masyarakat mendapatkan manfaat nyata dari riset dan pengembangan ilmu pengetahuan.

Keempat, “System Thinking” mengarahkan cara berpikir, cara pandang, berbahasa untuk menggambarkan dan memahami secara utuh serta menyeluruh dalam pengambilan kesepakatan bersama dalam menyelesaikan berbagai persoalan di tengah – tengah masyarakat.

“UNRI, senantiasa menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan, keunggulan akademik, profesional untuk dapat menerapkan, bahkan menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang unggul untuk kebutuhan masyarakat dan dunia industri,” jelas Rektor.

Pada Wisuda periode ini, UNRI mewisuda sebanyak 1.804 orang wisudawan, dengan rincian. Program Doktoral sebanyak sebelas wisudawan, Program Magister sebanyak 210 wisudawan. Sementara untuk Strata Satu (S-1) berdasarkan fakultas, FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) sebanyak 246 wisudawan. FEB (Fakultas Ekonomi dan Bisnis) 207 wisudawan, FMIPA (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) 151 wisudawan, FPK (Fakultas Ilmu Perikanan dan Ilmu Kelautan) 124 wisudawan, FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) 289 wisudawan, FP (Fakultas Pertanian) 110 wisudawan, FT (Fakultas Teknik) 231 wisudawan, FH (Fakultas Hukum) 60 wisudawan, FK (Fakultas Kedokteran) 135 wisudawan, dan FKp (Fakultas Keperawatan) 30 wisudawan. (wendi. ed: rion. foto: januardi) ***

Atasi Persoalan Sosial Melalui Pendidikan (Sumber: HUMAS Universitas Riau)
Atasi Persoalan Sosial Melalui Pendidikan (Sumber: HUMAS Universitas Riau)
Atasi Persoalan Sosial Melalui Pendidikan (Sumber: HUMAS Universitas Riau)
Atasi Persoalan Sosial Melalui Pendidikan (Sumber: HUMAS Universitas Riau)
Atasi Persoalan Sosial Melalui Pendidikan (Sumber: HUMAS Universitas Riau)
Atasi Persoalan Sosial Melalui Pendidikan (Sumber: HUMAS Universitas Riau)
Atasi Persoalan Sosial Melalui Pendidikan (Sumber: HUMAS Universitas Riau)
Atasi Persoalan Sosial Melalui Pendidikan (Sumber: HUMAS Universitas Riau)
Atasi Persoalan Sosial Melalui Pendidikan (Sumber: HUMAS Universitas Riau)
Atasi Persoalan Sosial Melalui Pendidikan (Sumber: HUMAS Universitas Riau)
Atasi Persoalan Sosial Melalui Pendidikan (Sumber: HUMAS Universitas Riau)
Atasi Persoalan Sosial Melalui Pendidikan (Sumber: HUMAS Universitas Riau)