unri.ac.id New normal adalah istilah yang digunakan dalam berbagai keadaan lain untuk menyiratkan bahwa sesuatu yang tidak biasa atau belum pernah dilakukan sebelumnya telah menjadi biasa. New normal bukanlah istilah baru, namun Istilah new normal belakangan ini muncul disebabkan situasi pandemi Covid-19 saat ini. Sejalan dengan waktu, istilah new normal kembali muncul dalam konteks yang lebih luas, seperti pada bidang ekonomi, politik, kehidupan sosial, pendidikan dan kebiasaan sehari-hari di masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Rektor Universitas Riau (UNRI) Prof Dr Ir Aras Mulyadi DEA pada acara webinar yang diselengarakan oleh Pusat Pengembangan dan Pendidikan (Pusbangdik) Lembaga Pengembangan dan Penjamin Mutu Pendidikan (LPPMP) dengan tema Pengelolaan Pembelajaran di Perguruan Tinggi Pada Era Kebiasaan Baru dengan seri pertama praktik dan baik pembelajaran daring (dalam jaringan-red), Jumat (3/7/2020).
“Dalam konteks pendidikan, disadari atau tidak, “new normal” telah mulai terjadi secara global sejak pandemi Covid-19. Kegiatan belajar mengajar yang biasanya dilaksanakan secara langsung melalui tatap muka yang dimana pendidik dan peserta didik hadir secara fisik di ruang-ruang kelas dan tempat-tempat belajar, kini digantikan dengan kegiatan pembelajaran melalui media elektronik (e-learning),” urai Rektor.
“Dampak Pandemi Covid 19 ini memberikan pengalaman beharga bagi penyelenggara pendidikan, dimana harus mampu menyikapi perkembangan peradaban zaman. Perubahan cenderung tidak lepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang kehidupan. Pembelajaran di Perguruan Tinggi pada era kebiasaan baru adalah bagaimana cara dosen melakukan pembelajaran daring, mulai dari merancang suatu pembelajaran, menyusun Rencana Pembelajaran Semester (RPS), yaitu merancang pembelajaran Semester, merancang skenario pembelajaran, merancang rencana tugas, dan merancang evaluasi pembejaran,” jelas Rektor.
Pada kegiatan itu, Prof Dr Hasnah Faizah AR Mhum, Koordinator Pusbangdik LPPMP UNRI pada unrinews usai acara, menyampaikan dosen juga harus mampu memanfatkan kanal-kanal yang tersedia, seperti Learning Management System, media komunikasi berbasis audio-video, media sosial serta media penyimpan data yang dapat digunakan membantu terjadinya kegiatan belajar mengajar yang berkualitas.
“Dosen harus selalu melakukan penjajaran konstruktif (constructive aligment) ulang terhadap keselarasan tiga komponen Outcome Based Education (OBE). Yakni, Pertama, capaian pembelajaran, Kedua, aktivitas pembelajaran, dan Ketiga, metode asesmen yang telah disusun dalam Rencana Pembelajaran Semester (RPS),” jelas Hasnah.
Pada seri pertama webinar ini adalah mendiskusikan tentang praktik dalam pembelajaran daring. Peserta diharapkan dapat melakukan pembelajaran daring di masa kebiasaan baru ini dengan menggunakan e-learning sehingga pembelajaran tetap terjaga kualitasnya, tutupnya.
Acara webinar seri pertama yang diselengarakan Pusbangdik LPPMP UNRI ini, dihadiri oleh narasumber dari Institut Teknologi Sepuluh November Dr Syamsul Arifin MT dengan peserta adalah dosen UNRI serta dosen dari Perguruan Tinggi yang ada di Indonesia. Nantinya Pusbangdik LPPMP UNRI juga akan kembali melaksanakan webinar pengelolaan pembelajaran seri kedua dan seterusnya dalam waktu dekat. (wendi. foto: istimewa) ***